KOTA CIREBON, (FC).- Selama tahun 2020, kunjungan wisatawan di Kota Cirebon mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Target yang dicanangkan sebesar 2 juta kunjungan wisatawan, hanya terealisasi 30 persennya saja karena imbas dari pandemi Covid-19.
Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (DKOKP) Kota Cirebon, Wandi Sofyan mengatakan, pariwisata merupakan salah satu sektor yang terkena imbas paling parah karena pandemi Covid-19. Dan hal ini dialami oleh semua daerah di Indonesia.
“Penurunan ini karena pandemi Covid-19, pengunjung terutama dari luar kota mengurungkan untuk berwisata, semua daerah mengalami,” ungkapnya kepada FC, Minggu (7/2).
Dikatakannya, penurunan yang paling terasa adalah pada awal-awal pandemi Covid-19, atau triwulan pertama 2020.
Hal itu karena hampir seluruh Indonesia menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Wisatawan domestik dan mancanegara dibatasi aktivitasnya, apalagi bepergian keluar kota.
Disebutkan Wandi, berdasarkan data yang ada, sampai dengan Desember 2020 wisatawan yang masuk sebanyak 978.864 orang.
Jumlah tersebut terdiri dari 932.599 wisatawan domestik dan 45.465 wisatawan asing. Jadi hanya sekitar 30 persen dari target 2 juta wisatawan.
Pihaknya optimistis, pada tahun 2021 sektor pariwisata di Kota Cirebon mulai pulih dan bangkit kembali. Keyakinan didasari mulainya program vaksinasi yang sedang berlangsung.
Diharapkan program ini berjalan lancar dan karena sudah terbentuk kekebalan tubuh, wisatawan bisa berkunjung lagi ke Kota Cirebon.
Selain itu, pemerintah juga mencanangkan dan menerapkan Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment (Ramah lingkungan) atau CHSE.
Ini sebagai pedoman bagi wisatawan, agar aman dan nyaman untuk mengunjungi destinasi wisata dan hotel yang sudah menjalankan CHSE.
“Kami selalu optimis sektor pariwisata bisa bangkit kembali, apalagi kami bergantung dengan sektor pariwisata,” imbuhnya.
Baca juga: Pemulihan Pariwisata Jadi Perhatian Serius Pemkot Cirebon
Sementara Manager Humas Badan Pengelola Taman Air Gua Sunyaragi (BP TAGS), Eko Ardi Nugraha mengatakan, selama libur akhir tahun kemarin jumlah pengunjung merosot tajam. Penurunan sekitar 70 persen dari tahun lalu (2019).
Dari data BP TAGS, pada libur natal 25-27 Desember 2020 hanya sekitar 1.082 pengunjung, sedangkan di libur tahun baru 1-3 Januari 2021 pengunjung sebanyak 2.029 orang.
Artinya jika dirata-ratakan 500 orang perhari yang berkunjung, jika tahun lalu perhari bisa sampai 3.000 pengunjung perhari.
Disebutkan Eko, penyebab utama turunnya jumlah pengunjung yakni pendemi Covid-19, yang masih melanda seluruh dunia termasuk Indonesia.
Jika dibandingkan ramainya pengunjung saat ini, itu sama seperti jumlah pengunjung saat weekend tahun lalu.
Selain itu, adanya aturan rapid antigen untuk yang berkunjung ke luar kota menjadi salah satu faktor penyebab turunnya jumlah wisatawan terutama yang dari luar kota.
Kebanyakan pengunjung berasal dari luar kota seperti Jakarta, Bandung, Semarang. Tapi karena ada aturan rapid test antigen mungkin salah satu penyebab turunnya jumlah pengunjung saat libur akhir tahun ini.
“Saat ini, kami memberlakukan protokol kesehatan bagi pengunjung. Setiap pengunjung diperiksa suhu tubuh dan diwajibkan mencuci tangan. Selain pengunjung, para pemandu wisata di objek wisata yang dikelola Keraton Kasepuhan Cirebon ini juga wajib menggunakan masker, sarung tangan dan selalu menjaga jarak sesuai aturan pemerintah,” pungkasnya. (Agus)
Discussion about this post