KAB. CIREBON, (FC).- Pelaksanaan penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) selama tahun 2020 di Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon berjalan sangat kondusif.
Namun kehadiran supplier baru komoditi beras membuat situasi mengharuskan Forum Kuwu, Forum Agen E-warong bersama Tenaga Kerja Sukarela Kecamatan (TKSK) Gebang harus menggelar rapat koordinasi (Rakor) di Balai Desa Gebang Kulon Kecatan Gebang Kabupaten Cirebon, Kamis (14/1).
Informasi yang diperoleh FC menyebutkan, kondusifitas proses penyaluran komoditi BPNT di wilayah Kecamatan Gebang sedikit terganggu lantaran terjadinya mis komunikasi antara Forum E-warong dengan FKKC Kecamatan Gebang.
Sebelumnya, ramai pemberitaan adanya penyalur tunggal komoditi BPNT, sehingga Forum Kuwu berinisiatif mengusulkan supplier beras dengan menjunjung kearifan lokal.
Namun sebelum ada kesepakatan dengan Forum E-warong, supplier beras mengirim beras datang ke desa-desa. Beberapa agen bahkan Kuwu menolak dengan berbagai alasan, sehingga diharuskan rapat koordinasi sebelum disalurkan.
Kuwu Desa Kalimaro Sukardi mengaku, dirinya terpaksa melakukan penolakan kiriman beras karena datang ke balai desa, padahal sebelum-sebelumnya beras datang ke agen E-warong.
Situasi tersebut dikhawatirkan timbul gejolak baik dari agen E-warong maupun masyarakat terutama KPM. Terlebih beras tersebut datang dari supplier baru yang belum diketahui kualitasnya.
“Saya menolak, karena selama ini pelaksanaan penyaluran BPNT di Desa Kalimaro sudah kondusif dan KPM sudah percaya kepada agen E-warong, maka saya tidak ingin situasi yang sudah kondusif ini terganggu, saya tidak mau dikambinghitamkan oleh masyarakat,”ungkapnya.
Sementara itu, seorang agen E-warung Desa Gagasari Didi, melakukan hal serupa (menolak). Hal itu dilakukan lantaran tiba-tiba mendapat kiriman beras untuk komoditi BPNT yang siap salur kepada KPM untuk bulan Januari ini.
Penolakan dilakukan, kata dia, lantaran belum ada kesepakatan dengan forum E-warong. Selain pihaknya memanggil ahli beras untuk mengecek kualitas beras dan ternyata kualitas dibawah dari kualitas beras yang sudah biasa disalurkan dari kesepakatan forum agen E-warong Kecamatan Gebang.
“KPM sekarang itu pintar-pintar, kalau ada komoditi yang kualitasnya kurang baik langsung memprotes dan minta diganti, kita tidak ingin adanya supplier beras yang baru ini nantinya kita sebagai agen akan diprotes seluruh KPM,”tegasnya.
Ketua Forum E- warong Kecamatan Gebang, M Rosyid, menyebutkan selama ini Forum E-warong telah menyepakati supplier beras, jika desa yang memiliki healer (penggilingan padi) dan bersedia menyalurkan sesuai kebutuhan KPM di desanya maka supplier beras diserahkan kepada agen E-warong di desa tersebut.
Jika tidak memiliki penggilingan padi, sambung dia, Forum E-warong mencari supplier yang mampu mengirim jumlah sesuai kebutuhan, dengan kualitas yang sudah ditentukan dan harga cocok serta ada komitmen membantu bila ada KPM bermasalah seperti kartu eror atau lainnya.
Dan pilihan tersebut diberikan kepada Hj Amiyati yang saat ini sedang dipersoalkan lantaran dituding sebagai supplier tunggal atau monopoli, kesepakatan Forum E-warong kemudian dilaporkan TKSK.
“Dulu pernah kita coba percayakan kepada masing-masing BUMDes namun kewalahan, maka kita mencari yang mampu dengan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati Forum E-warong, jadi kita yang mencari bukan Hj Amiyati yang datang ke forum, bahkan Hj Amiyati juga memberikan ruang untuk desa yang punya healer sendiri dan siap menyalurkan sendiri, dan selama ini sudah berjalan kondusif,”ungkapnya.
Atas kejadian adanya pengiriman beras ke tiga desa di Kecamatan Gebang, hasil rapat koordinasi mendadak tersebut dikembalikan kepada agen E-warong masing-masing desa, namun demikian forum e-warong sebenarnya tidak menutup adanya supplier baru.
“Karena saat ini waktu penyaluran bulan ini sudah mendesak, maka beras yang sudah dikirim sementara diterima, tetapi harus siap dilakukan pengembalian jika kualitasnya diprotes KPM, untuk penyaluran bulan depan baru akan kita bahas lagi melalui rapat koordinasi,”ungkap Rosyid.
Sementara itu, Sekretaris FKKC Kecamatan Gebang Endi Suhendi menambahkan, persoalan yang terjadi hanya karena mis komunikasi, pada dasarnya memang selama ini tidak ada permasalahan dalam penyaluran komoditi BPNT kepada para KPM.
Dipilihnya suplier beras yang baru dengan dasar dari sample kualitas beras yang lebih bagus dan harga lebih murah serta dekat lokasi karena dari Kecamatan tetangga sehingga terjadi komplain atau apapun koordinasinya mudah. Sedangkan proses kirim juga sudah ada koordinasi dengan ketua forum e-warong dan TKSK.
Pihaknya tidak tahu jika harus diputuskan melalui rapat koordinasi seluruh agen e-warong di Kecamatan Gebang, rapat koordinasi ini tujuannya untuk mencari titik temu dari permasalahan yang timbul saat ini.
“Sebenarnya tujuan kita sama bagaimana memberikan yang terbaik untuk KPM, FKKC juga akan menolak jika kualitas beras kurang baik, yang pasti supplier sudah siap di komplain dan dikembalikan jika kualitas tidak sesuai harapan, kita tetap mempertahankan kuwalitas,”ungkapnya. (Nawawi)
Discussion about this post