KAB. CIREBON, (FC).- Ribuan hektare lahan sawah di tiga kecamatan terkendala pengairan selama bertahun-tahun, hal itu terjadi lantaran saluran irigasi tersumbat di beberapa titik, di antaranya double track dan jalan tol yang kurang memperhatikan saluran irigasi. Para petani berharap ada langkah pasti penanganan masalah tersebut secepatnya agar lahan pertanian tetap produktif.
Salah seorang petani yang juga perangkat Desa Cibogo Kecamatan Waled, M Setiadi kepada FC mengungkapkan, kondisi saluran irigasi yang merupakan saluran irigasi utama dari Dam Roti bendungan Ambit Kecamatan Waled menuju Desa Cibogo dan beberapa desa lain di Kecamatan Babakan dan Kecamatan Gebang kondisinya sangat memprihatinkan, selain mengalami pendangkalan di sepanjang saluran, juga terjadi penyumbatan pada beberapa titik, di antaranya di Desa Cibogo dimana pasca pembangunan double track yang membangun saluran terlihat tidak seimbang, dimana saluran tersebut hanya dibuat sekitar 1 meter bentuk gorong-gorong, sementara pada saluran keluarnya irigasi dengan lebar sekitar 5 meter, sehingga air mengalami penyumbatan dititik gorong-gorong bawah double track kereta api, seharusnya ada upaya pihak berwenang untuk membangun kembali gorong-gotong di bawah rel kereta tersebut untuk dilebarkan.
“Ratusan hektar sawah yang berada di selatan rel kereta kalau musim hujan jadi kebanjiran, dan areal sebelah utara rel kereta sulit mendapatkan air karena suplai air tersumbat, sementara kebutuhan air sangat besar untuk ratusan bahkan ribuan hektar lahan sawah,” terangnya, Rabu (17/1) .
Senada juga disampaikan Kuwu Desa Cangkuang, Kecamatan Babakan Abdul Kodir Zaelani menyampaikan, persoalan irigasi pengairan sawah di desanya sudah bermasalah belasan tahun lalu, penyebab utamanya adalah banyaknya saluran yang tersumbat atau menyempit juga karena sedimentasi pada saluran irigasi yang jarang dilakukan pemeliharaan. Setiap tahun dalam setiap musim tanam, para petani selalu menjerit terkait dengan pasokan air pengairan sawah yang kurang maksimal dengan kapasitas debit air yang sedikit, namun kebutuhan areal sawah yang harus mendapatkan air sangat luas belum lagi areal sawah tetangga desa yang sama-sama mengandalkan dari Dam Roti bendungan Ambit melalui saluran irigasi tersebut.
“Area sawah kami yang berada di pintu air 6 saja begitu sangat sulit mendapatkan aliran air dari Dam Roti bendungan Ambit, apalagi desa tetangga dan kecamatan tetangga yang ada di wilayah Kecamatan Gebang yang berada pada pintu 7 hingga 12, permasalahannya karena air dari Dam Roti bendungan Ambit tidak bisa maksimal mengalir ke saluran irigasi tersebut hingga ke wilayah areal pertanian desa kami,” terangnya.
Lanjut menurut Kuwu Kodir, penyebab sulitnya pengairan air masuk ke areal sawah yang ada di desanya tersebut selain karena sedimentasi irigasi dan kurangnya perawatan juga karena terdapat beberapa titik sumbatan, di antaranya yang terparah adalah terjadi penyumbatan di gorong-gorong bawah double track dan juga gorong-gorong di bawah jalan tol, di mana saluran irigasi yang lebarnya sekitar 5 meter masuk gorong-gorong hanya sekitar diameter 1 meter, sehingga air sulit mengalir dengan maksimal, pun ditambah lagi banyaknya sampah yang menyumbat dalam gorong-gorong tersebut baik yang berada di bawah double track maupun di bawah jalan tol, pihaknya juga telah melakukan pengukuran ketinggian saluran irigasi di mana di hilir lebih tinggi dibandingkan dengan di hulu, ada perbedaan ketinggian sekitar hampir 1 meter sehingga air sulit untuk mengalir.
“Kami pernah meminta bantuan kepada pengelola pengairan agar dari pintu pengairan dibuka maksimal untuk saluran irigasi menuju Desa Cangkuang, akan tetapi air yang masuk ke irigasi areal pertanian desa kami tidak maksimal, bahkan membuat pintu air di Dam Roti bendungan Ambit ini mengalami kerusakan karena besaran air mengalir namun tersumbat,” jelasnya.
Atas kondisi tersebut yang telah terjadi bertahun-tahun dan ribuan hektar lahan pertanian menjadi korban, maka dirinya berharap kepada instansi terkait dalam hal ini merupakan kewenangan dari Dinas PUTR Provinsi Jawa Barat, untuk segera bisa membenahi persoalan tersebut di antaranya pertama adalah SK pengaliran air yang dirasa sangat tidak seimbangnya pembagian air antara blok timur dan blok utara, kedua segera dilakukan perbaikan gorong-gorong yang menyempit agar air bisa mengalir secara normal dan sampai ke lahan areal pertanian di wilayahnya lancar.
Lanjut dia, bila air dari Dam Roti bendungan Ambit menuju areal wilayah pertanian desanya lancar, maka aliran ke beberapa titik lain sekitar Desa Cangkuang juga akan merasakan kelancaran pengairan karena. Persoalan masalah penyumbatan tersebut yang menjadi kendala kurangnya pasokan air masuk ke irigasi areal lahan pertanian tersebut.
“Dahulu areal pertanian kita bisa tiga kali tanam dalam satu musim, tetapi sekarang musim hujan saja air sulit masuk ke areal pertanian, karena tadi terjadinya sumbatan pada beberapa titik, para petani sudah puluhan tahun merasakan kesulitan air, maka diharapkan pemerintah bisa secepatnya menangani masalah ini,” harap Kuwu Kodir. (Nawawi)
Discussion about this post