KAB. CIREBON, (FC).- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Cirebon melakukan pengecekan lapangan, buntut adanya laporan adanya pencemaran lingkungan dari limbah bahan baku kosmetik di Desa Ciledug Tengah, Kecamatan Ciledug, Kabupaten Cirebon, kemarin. Namun, upaya pengecekan lapangan yang dilakukannya belum membuahkan hasil.
Kabid Pengendalian Lingkungan dan Penataan Hukum pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cirebon, Yuyu Jayudin mengatakan, pengecekan yang dilakukan pihaknya bersama Satpol PP tidak berhasil menemui pengusaha pabrik tersebut. Sehingga, informasi seputar keluhan masyarakat tersebut belum dapat banyak digali.
“Keluhan masyarakat itu karena perubahan warna air pada aliran sungai hingga menimbulkan bau tidak sedap. Diduga berasal dari limbah pabrik kosmetik,” kata Yuyu Jayudin melalui sambungan telepon selulernya, Kamis (3/10).
Yuyu mengakui, pihaknya belum mengambil sampel air, karena masih dalam tahap pengecekan awal. Pengecekan dilakukan terkait kelengkapan perizinan hingga amdal nya.
Saat melalukan pengecekan kemarin, kata Yuyu, DLH dan Satpol PP melihat warna air yang tercemar sudah berubah bening dari sebelumnya seperti yang dilaporkan Karang Taruna setempat berwarna coklat.
“Kemarin dari warna coklat, kondisinya sudah berubah karena sudah tidak produksi 2 minggu, warnanya sudah bening tidak seperti yang sebelumnya saat kami mendapatkan vidio Dari Karang Taruna,” paparnya.
Meski kemarin belum membuahkan hasil, pihaknya bersama Satpol PP akan menindaklanjutinya lagi. “Tapi, kita (DLH,-red) mengikuti SOP Satpol PP, kita nggak jalan masing-masing, kita jalan berasama,” ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, warga sekitar berdirinya PT Xinfen Biotechnology yang berada di wilayah Desa Ciledug Tengah, Kecamatan Ciledug, Kabupaten Cirebon mengeluhkan bau tak sedap dari limbah yang dihasilkan pabrik tersebut, salah satunya Waterboom Jempol Ciledug.
Pengurus Jempol Waterboom, Suherman, kepada Fajar Cirebon, Rabu (2/10) menyampaikan, banyak dari pengunjung yang datang ke Jempol Waterboom merasa tidak nyaman dikarenakan aroma bau yang kurang sedap di lokasi waterboom ini.
Dikatakannya, keberadaan pabrik tersebut tepat berada di samping Jempol Waterboom, aroma bau yang dihasilkan dari pabrik tersebut sudah cukup lama dirasakan semua pengunjung yang datang
”Mereka mengeluh dan tidak merasa nyaman ketika datang ke sini, lantaran mencium bau yang tak sedap memang baunya lumayan menyengat, ” katanya
Menurutnya, ia sudah berapa kali mengadukan hal tersebut kepada pihak pabrik bahan baku kosmetik, namun keluhan tersebut tak kunjung direspon.
“Kami bukannya mau menghambat dan mempersulit keberadaan pabrik bahan baku kosmetik itu, namun sejatinya keberadaannya tidak sampai merugikan masyarakat sekitar,” ucapnya.
Pihaknya, kata dia, kerap datang ke sana, untuk mencari solusinya, namun dari apa yang disampaikan pihak pabrik bahwa mereka menangani permasalahan yang dikeluhkan tersebut, pihak pabrik sudah menangani secara maksimal.
“Kalau sudah maksimal namun tetap saja masih menghasilkan bau seperti ini, berarti ini ada yang salah,” ungkapnya.
“ Pada prinsip utamanya tidak melarang orang mau berbisnis apapun di sini yang paling penting kan ada aturan-aturan baik permasalahan limbah maupun terkait pencemaran udaranya,” tambahnya.
Ia berharap instasi terkait untuk dapat menindaklanjuti permasalahan lingkungan yang dikeluhkan masyarakat sekitar berdirinya pabrik. Karena bagaimanapun Waterboom Jempol menjadi viral di media sosial karena pengunjung mengeluhkan bahwa Waterboom Jempol Ciledug baunya tidak sedap padahal bau itu berasal dari pabrik yang berada di samping waterboom.
”Kami berharap ada upaya untuk mencari solusi mengatasi permasalahan tersebut,” harapnya.
Keluhan serupa disampaikan Kasatgas Desa Pabedilan Kidul Kecamatan Pabedilan Kabupaten Cirebon, Suhendo, yang mengungkapkan bahwa imbas dari limbah pabrik bahan baku kosmetik tersebut ternyata sampai ke saluran irigasi sawah Desa Pabedilan Kidul.
Menurutnya, para petani di desanya mendatangi Kantor Balai Desa Pabedilan Kidul mempertanyakan terkait kondisi saluran irigasi sawah yang tercemar oleh limbah dari pabrik industri bahan kosmetik. Sehingga membuat air di irigasi bau bangkai dan membuat beberapa tanaman mati karena pencemaran air tersebut.
”Jarak dari pabrik industri bahan kosmetik yang berada di Ciledug ke areal pertanian Desa Pabedilan Kidul itu sekitar 4 km, dan air limbah tersebut sampai di areal sawah Desa Pabendilan Kidul,” ucapnya.
Sementara perwakilan PT Xinfeng Biotechnology Ciledug, Vera saat dihubungi melalui sambungan selulernya mengatakan, saat ini pabrik sedang tidak beroperasi. Berkenaan dengan permasalahan lingkungan yang dikeluhkan warga, pihaknya sudah mendiskusikan dengan pihak terkait, dan saat ini sedang dalam proses penyelesaian permasalahannya.
“Kalau soal penyelesaiannya seperti apa, saat ini kami masih menunggu nanti kalau sudah ada keputusan dan kepastian, kami akan sampaikan,” pungkasnya. (Ghofar)