MAJALENGKA, (FC).- Ratusan pelajar dari berbagai sekolah di Kabupaten Majalengka, mengikuti Camping Perubahan Iklim di Pesantren Ekologi Al-Mizan yang berlokasi di Desa Wanajaya Kecamatan Kasokandel Kabupaten Majalengka.
Kegiatan yang digelar selama tiga hari mulai Jumat – Minggu (27-29/10), di Pesantren Ekologi Al-Mizan itu, diinisiasi oleh anggota Komisi VIII DPR RI, KH.Maman Imanulhaq.
Pada kegiatan tersebut, para pelajar juga dibekali dengan wawasan tentang kebencanaan, pelestarian lingkungan dan penanaman pohon.
Acara yang bekerjasama dengan Pesantren Ekologi Al Mizan Wanajaya dan para pegiat alam Majalengka tersebut, hadir sebagai pembicara yakni Direktur Pemulihan dan Peningkatan Sosial Ekonomi dan SDA Enny Supartini, serta Climate Leader yang juga aktivis lingkungan Lyta Permatasari.
Menurut KH.Maman Imanulhaq, kegiatan tersebut dilaksanakan, didasari rasa keprihatinan atas bencana kekeringan melanda hampir seluruh wilayah Tanah Air.
Bahkan di beberapa tempat, kekeringan sampai membuat kurangnya pasokan air bersih serta menyebabkan kebakaran hutan.
Menurut KH.Maman, bahwa Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut, kemarau panjang yang terjadi ini akibat dari fenomena elnino sehingga musim kemarau menjadi lebih lama dari biasanya.
“Didasari rasa keprihatinan atas bencana klimatologis itu, kami menginisiasi Camping Perubahan Iklim yang dilaksanakan selama tiga hari yang diikuti oleh ratusan pelajar dari berbagai sekolah di Majalengka,” katanya, Sabtu (28/10).
Maman menjelaskan, kekeringan yang mengancam krisis pangan ini perlu disikapi dengan serius.
Apalagi, fenomena elnino ini terjadi juga akibat dari perubahan iklim. Bahkan, isu perubahan iklim, ketahanan pangan, energi, juga air ini yang relevan menjadi topik bahasan.
“Jadi kita perlu move on, jangan ngomong lagi soal radikal dan sebagainya. Padahal ancaman nyata di depan kita adalah isu perubahan iklim dan energi. Ini yang perlu dikerjakan serius,” ujar Kiai Maman.
Sementara itu, Enny Supartini mengapresiasi kegiatan Camping Perubahan Iklim tersebut.
Ia berharap bekal ilmu yang didapat oleh para pelajar yang mengikuti kegiatan, dapat disebarkan kepada rekan-rekan sesama siswa lainnya di masing-masing sekolah.
“Ini semua merupakan bagian dari upaya pengurangan risiko bencana,” kata Enny menambahkan.
Aktivis lingkungan Lyta Permatasari berharap, kegiatan camping di Pesantren Ekologi Al-Mizan ini tidak hanya berhenti pada program edukasi saja, namun perlu program lanjutan lainnya yang mengikat para peserta semua dalam lingkup komunitas pecinta lingkungan.
“Kami menegaskan, wawasan tentang pelestarian alam memang harusnya diberikan kepada para pelajar sedini mungkin karena merekalah generasi pewaris Bumi yang menjadi tempat kehidupan manusia,” jelasnya. (Munadi)