MAJALENGKA, (FC).- Pusat jajanan di sepanjang jalan Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka, yang biasanya sepi pembeli kini mendadak ramai.
Keramaian akan semakin tampak saat menjelang waktu magrib atau jelang berbuka puasa.
Hal ini dikarenakan banyak warga yang sengaja mencari menu buka puasa sekaligus menunggu waktu datangnya azan magrib.
Namun sayang di tengah pandemi Covid-19 yang belum berakhir ini masih banyak pembeli yang abai akan penerapan proktokol kesehatan.
Mereka nampak masih berkerumun bahkan tidak sedikit dari mereka yang tidak mengenakan masker.
Kepala Desa Ligung, Gunawan melalui Sekdes Yadi membenarkan, bahwa memasuki bulan Ramadan, kawasan jajanan di Desa Ligung mulai ramai, terutama menjelang waktu berbuka puasa.
Mereka yang datang bukan saja warga desa Ligung namun banyak juga yang datang dari luar desa.
Pihaknya sudah mewanti wanti agar masyarakat selalu menerapkan prokes, baik pembeli maupun pedagangnya.
“Imbauan sudah sering disampaikan baik lisan maupun secara tertulis, agar di massa pandemi ini kita semua harus menerapkan protokol kesehatan, yakni selalu cuci tangan, pakai masker dan jaga jarak atau hindari kerumunan. Namun sayang masih ada segelentir orang yang tidak mematuhi himbauan pihak pemdes,” ujar Sekdes Yadi saat dimintai komentar, Rabu (14/4).
Lebih jauh Yadi mengatakan, kedepan pihaknya akan berkordinasi dengan tim satgas penanganan Covid-19 tingkat Kecamatan Ligung, agar nantinya bersama Pemdes Ligung memberikan himbauan kepada masyarakat agar jangan mengabaikan prokes.
Di tempat yang sama, seorang warga mengakui bahwa sebagian pembeli yang datang ke pusat jajanan ini abai akan prokes.
Mereka tidak mengenakan masker, mereka seolah cuek dan tak menyadari bahwa bahaya virus Corona yang mematikan ini masih berada disekitarnya, mau ditegur takutnya mereka tersinggung.
“Yah masih banyak yang abai akan penerapan prokes. Mereka beranggapan seolah sudah enggak ada virus corona,” ucap warga Ligung yang mengaku bernama Burhan.
Sementara itu, Purwati penjual kolak dadakan mengakui bahwa hari kedua dibulan puasa ini pembeli masih cukup ramai.
Stok dagangannya selalu ludes terjual, mungkin mereka masih malas untuk masak sendiri, sehingga mencari jajanan untuk berbuka puasa.
“Setiap sore saya menjajakan 75 paket kolak, semuanya selalu habis terjual. Untuk satu paket kolak dijual dengar harga Rp5000. Alhamdulillah bisa untuk menutupi kebutuhan di rumah selama musim pandemi ini,” pungkas Purwati. (Munadi)