KAB. CIREBON, (FC).- Longsoran tanah Perhutani yang terjadi pada tiga hari lalu di Dusun Tiga Blok Lojikaum, Desa Karangwuni Kecamatan Sedong, Kabupaten Cirebon kondisinya masih mengkhawatirkan.
Pasalnya, di lokasi masih banyak tanah liat mengotori jalan yang menyebabkan sulitnya kendaraan untuk mengakses jalan tersebut.
Kepala Dinas PUPR Kabupaten Cirebon Iwan Rizki menyampaikan, pihaknya telah menurunkan alat berat berupa beko untuk membersihkan lumpur dan sedimen tanah liat yang menutupi jalan.
“Kita sudah rutin turunkan alat berat setiap terjadi longsor dan di kawasan sini. Tapi, karena ini tanah kawasan Perhutani kita pun tidak dapat melakukan apapun,” ujar Iwan kepada FC.
Upaya yang bisa dilakukan, tambahnya, hanya untuk membereskan sisa sedimen yang menutupi jalan. Itupun terdapat titik yang sangat sulit dibereskan karena kondisi tanah yang kurang stabil.
“Yang di lokasi atau titik yang ada genangan lumpur itu, tanahnya sudah dikeruk tapi turun lagi terus menerus. Walau sedimennya yang turun sedikit, tapi dapat memungkinkan sedimen ukuran lebih besar untuk turun,” ujarnya.
Sementara, Kuwu Karangwuni Suhedi mengatakan, bahwa longsor di jalur sepanjang 50 meter jelang menuju Jembatan Cijuray ini sudah menjadi langganan tiap tahunnya di musim hujan, terlebih dikala hujan dengan intensitas deras.

“Hari ini sudah mendingan, 3 hari lalu parah sekali. Tapi, dengan bantuan alat berat dari PUPR berhasil dibereskan dengan cepat,” kata Suhedi.
Upaya yang dilakukan sendiri, dipaparkan Suhedi, sudah dilakukan pemasangan senderan, tapi tetap jebol. Harusnya, imbuhnya, pakai paku ancangan untuk pengaman tanah dan pakai bronjong.
Sangat disayangkan, jalur ini sebenarnya akses antara dua kabupaten. Sepanjang jalur yang tertutup longsor dari kawasan lahan Perhutani menjadi penyakit tahunan.
Bahkan saat ini, pembersihan jalur harus kembali tertunda. Akibat, kondisi tanah yang kurang stabil, sebab dikhwatirkan akan memicu longsor kembali yang lebih parah.
“Kita sudah mengajukan proposal untuk bronjong sebanyak 2 kali tapi tidak ada respon. Tadi, sih ada dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Cirebon katanya akan siap mengawal,” ucapnya.
Di sisi lain, dari pihak pemilik lahan Perhutani belum ada tindakan atau respon terhadap kejadian yang berlangsung pada bulan kedua di tahun 2021 ini. (Sarrah/Job/FC)
Discussion about this post