MAJALENGKA, (FC).- Puluhan benda pusaka di museum Talaga Manggung, Desa Talaga Wetan,Kecamatan Talaga, Kabupaten Majalengka, dimandikan dengan menggunakan tujuh sumber mata air yang dianggap keramat.
Ritual memandikan atau lebih dikenal dengan Nyiramkeun ini, menurutnya dimulai dengan mengambil air dengan wadah dari bambu kuning ke sembilan sumber mata air yang dianggap keramat yaitu air dari Gunung Bitung, Situ Sangiang, Cikiray, Wanaperih, Lemahabang, Regasari dan Cicamas.
“Pengambilan air dilakukan oleh sesepuh atau tokoh adat pada awal bulan Safar, Bambu Kuning berisi air kemudian dibawa ke Museum Talaga Manggung untuk disatukan ke dalam satu kendi. Kemudian dibacakan doa secara Islam,” kata Yusmanto Anggota Yayasan Talaga Manggung di temui awak media di acara Nyiramkeun Pusaka, Senin kemarin.
“Kita mempersatukan semua warga, karena Talaga sudah sangat luar biasa dan disinilah di Dayeuh Talaga ini. Pemersatu kita semua,” ujar dia menambahkan.
Oleh karena itu, jelas dia, hanya ada Kerajaan Talaga Manggung di Kabupaten Majalengka mengunakan simbol-simbol yang selalu dimunculkan.
“Tetapi intinya kita adalah pemersatu semua unsur yang ada di berbagai pelosok ataupun berbagai pihak di kerajaan Talaga Manggung ini,” ungkapnya.
Disingung berapa jumlah pusaka yang ada di museum Talaga Manggung ini, ia mengatakan kurang lebih ada 25 benda pusaka yang ada di sini seperti keris tombak, pedang dan pusaka yang lainnya. Ia menjelaskan selain pusaka pusaka tang ada di sini, masih banyak benda pusaka yang ada diluar sana. Artinya yang ada di kita (di bumi Ageng dan bumi Alit) yang letaknya berada di sebelah timur.
“Nah, kebetulan pusaka-pusaka yang ada di Bumi Ageng itu kurang lebih ada 25 benda pusaka,” ujarnya.
Lalu ia mengatakan bahwa pusaka-pusaka tersebut ada juga disimpan tempat yang lain, dicontoh dia seperti sesepuh TB Hasanuddin. “Tapi Allhamdulilah sekarang sudah disimpan di sini. 25 benda pusaka itu berupa, keris, meriam, goong, tombak, lonceng dan lainnya. Dan spesial ketika mengenal ilmu pendidikan rasi bintang dilihat melalui cawan atau mangkok,” jelasnya.
Cawan atau mangkok bisa memberikan ilmu pengetahuan pendidikan kepada masyarakat sekitar Talaga Manggung bertani yang sudah ada ilmunya disini.
“Jadi Talaga Manggung itu adalah Mandala berbagai ilmu,” tandasnya. (Munadi)
Discussion about this post