MAJALENGKA, (FC).- Politikus Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan yang juga Tokoh Nasional Maruarar Sirait atau biasa di panggil Bang Ara mundur dari kader PDI Perjuangan. Mundurnya itu tetap dengan mengedepankan etika dan sopan santun saat mendatangai kantor DPP PDI Perjuangan.
Namun kondisi berbeda dipertontonkan sejumlah kader sayap partai PDI Perjuangan, yakni pengurus Taruna Merah Putih (TMP) Majalengka, dengan cara mengumpulkan massa dan meneriakkan yel-yel di depan kantor DPC PDI Pejuangan setempat, yang berlokasi di Jalan Pemuda Majalengka.
Nampak puluhan massa mengenakan pakaian hitam dan pita merah yang diikatkan di kepala, berbondong-bondong mengendarai sepeda motor, kemudian langsung berbaris di halaman DPC PDIP setempat. Mereka berteriak menang, menang, menang.
Bendahara TMP Kabupaten Majalengka, Dena M Ramdan pun melakukan orasi. Ia mengaku mundur dari jabatan Bendahara TMP Majalengka karena mengikuti jejak langkah mantan Ketua Umum DPP TMP Majalengka Maruarar Sirait atau yang akrab disapa Bang Ara.
“Terimakasih Pak Sutrisno mantan Ketua DPC Majalengka, orang tua saya dan terimakasih Ketua DPC Majalengka H Karna Sobahi dan semua pihak, izin kami pamit keluar dari kader PDI Perjuangan,” kata dia.
Usai itu ia pun memasuki kantor DPC PDI Perjuangan, dan menyerahkan seragam TMP ke salah satu pengurus DPC PDI Perjuangan. Usai itu massa membubarkan diri. Menyikapi hal itu Ketua DPC PDI Perjuangan Majalengka H.Karna Sobahi pun angkat bicara.
“Seseorang mundur dari kader partai itu kan biasa, dan terjadi di mana-mana alias lumrah dan lazim,” kata Karna Sobahi.
Menurut dia, mundurnya Maruarar Sirait atau yang akrab disapa Bang Ara itu meninggalkan kader PDI Perjuangan dengan cara beretika, bertata krama dan menggunakan prosedur yang benar. Bahkan dengan bahasa yang sangat sopan sangat.
“Setelah itu ada bahasa izin pamit dan menyerahkan KTA PDI Perjuangan, disertai ucapan terima kasih kepada PDI Perjuangan yang telah membesarkan dirinya selama puluhan tahun menjadi anggota legislatif. Ini menandakan beliau bukan dipecat, namun mengundurkan diri,” kata mantan Bupati Majalengka Periode 2018-2023.
Namun dirinya mengaku heran dengan kondisi di Majalengka yang tidak mencontoh perilaku Bang Ara, yang menyampaikan pengundurannya dengan cara beretika datang dengan bahasa santun dan tak membawa massa. Itulah sikap seorang negarawan dan tokoh nasional. Padahal ia pun bisa jika ingin membawa massa, namun tak dilakukannya.
“Mengapa kader TMP di Majalengka harus ramai-ramai demo ke kantor DPC PDI Majalengka. Ada motif dan modus apa dibalik semua ini?,” tutup Karna dengan nada heran. (Munadi)