MAJALENGKA,(FC), – Ikan lele sebagai mana di ketahui, sangatlah menyimpan banyak gizi seperti, lemak, natrium, protein dan vitamin, yang terkandung di dalamnya untuk kesehatan tubuh manusia.
Sehingga tidak aneh andai ikan lele di setiap hari banyak yang memperjual belikannya, baik dalam bentuk ikan segar ataupun dalam bentuk olahan seperti lele bakar, lele goreng bahkan dikemas dalam bentuk abon.
Cuman sayang, untuk mendapatkan lele tersebut masyarakat kebanyakan membeli di pasar ataupun di jualan kaki lima. Mereka tidak berpikir untuk membuat budi daya lele di sekitar tempat tinggalnya sendiri.
Peluang itu di lirik oleh Pemdes Gandawesi Kecamatan Ligung, di sana Pemdes membuat kelompok budi daya ikan lele melalui program ketahanan pangan yang sumber pembiayaan nya dari Dana Desa ( DD) tahun 2023.
Program budi daya ikan lele yang dibentuk oleh Pemdes Gandawesi ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat dalam hal budi daya ikan lele. Yang apabila nanti budi daya ikan lele berhasil, maka penghasilan atau pendapatan masyarakat pun akan meningkat.
Kades Gandawesi Dodo Suhada di temui pada Kamis (27/4) di lokasi budi daya ikan lele menjelaskan, pihaknya saat ini sedang merintis program ketahanan pangan melalui usaha budi daya ikan lele yang dikelola oleh kelompok masyarakat.
Namun usaha kali ini tidak dalam bentuk kolam ikan sebagaimana mestinya, tapi budi daya ikan lele kali ini kolamnya buatan dari terpal membentuk lingkaran dengan diameter tengah 3 meter, dengan ketinggian kolam 1,5 meter.
Terkait pakan atau makanan lele nya, disamping dari pakan ikan dalam bentuk serbuk kopen, di budi daya lele kali ini menggunakan pakan magot atau belatung, dimana magot ini hasil olahan kelompok sendiri.
“Magot atau belatung ini adalah jenis ulat yang berasal dari telur lalat. Dimana limbah rumahtangga seperti sisa makanan dan sayuran di kumpulkan di tempat khusus, yang mana nantinya lalat lalat dengan sendirinya datang memakan limbah rumahtangga. Selanjutnya lalat itu bertelur dan menetas menjadi magot atau belatung. Nah magot itulah yang nantinya dijadikan pakan lele, disetiap harinya,” ujar Kades Dodo.
Dikatakannya, untuk tahap pertama nanti kita panen setelah lele berusia dua bulan. Disitulah pihaknya menghitung untung rugi dalam beternak lele. Kalau dirasa ada untungnya nanti budi daya lele
kedepan akan terus dikembangkan. Namun andai kurang keuntungannya maka akan di kaji ulang.
“Budi daya lele ini baru kali pertama, jadi belum bisa memastikan untung ruginya. Tapi tujuan utama dari budi daya lele kali ini, bagaimana agar masyarakat di Desa Gandawesi ini bisa mencukupi kebutuhan ketahanan pangan.
Sehingga kalau nanti berkembang diharapkan bisa di tiru oleh masyarakat yang lainnya, sehingga kedepan kebutuhan ikan lele bisa tercukupi dan tidak harus beli keluar,” ujar Kades Dodo.
Menurut Kades Dodo, untuk menjalankan program budi daya lele ini, Pemdes Gandawesi menganggarkan Rp50 juta dari program ketahanan pangan, yang mana sumber dananya dari Dana Desa tahun 2023.
Di mana modal sebesar itu di dianggarkan untuk membuat bangunan, kolam lele, bibit ikan, pakan dan pemeliharaannya
“Mudah mudahan usaha kelompok masyarakat ini berjalan sesuai yang direncanakan, dan mendapatkan keuntungan,” pungkas Kades Dodo.
Dalam tinjauan FC, budi daya lele di Desa Gandawesi terdapat 4 kolam besar berbentuk lingkaran, di setiap kolam memiliki fungsinya masing masing.
Ada kolam untuk pembibitan, pemilahan antara ikan lele yang besar dan yang kecil, sampai kolam untuk budidaya hingga di panen.
Terkait bibit lele di tahap awal membeli dari pihak luar, namun menurut Kades Dodo, kedepannya akan diusahakan ada pembibitan tersendiri, sehingga tidak harus membeli keluar.
Dalam budi daya ikan lele di desa Gandawesi ini, kelompok di ketuai oleh Sunarya di bantu oleh pengurus yang lainnya.
Lokasi budi daya lele tepat di belakang warung milik Bumdes atau samping GOR atau lapang Futsal Desa Gandawesi, sehingga masyarakat luas bisa mengunjunginya di setiap saat.
(Munadi).