KOTA CIREBON, (FC).- Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan berkualitas merupakan syarat untuk membawa Indonesia Maju pada tahun 2045. Namun, penyiapan SDM unggul masih menghadapi tantangan bernama “stunting”.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi di seribu hari pertama kehidupan anak. Kondisi ini berefek jangka panjang hingga anak dewasa dan lanjut usia.
Pemerintah akan memastikan intervensi pencegahan stunting pada perempuam sejak sebelum kelahiran dan sesudah kelahiran. Untuk sebelum kelahiran akan dilakjkan program pendistribusian tablet tambah darah (TTD) untuk remaja putri, program tambahan asupan gizi untuk bu hamil kurang gizi kronik, melengkapi puskesmas dengan USG untuk mempertajam identifikasi ibu hamil.
Kemudian untuk pasca kelahiran juga dilakukan program untuk mendukung pemenuhan konsumsi protein hewani balita, merevitalisasi proses rujukan balita weight faltering dan stunting ke puskesmas dari rumah sakit, serta merevitalisasi, melengkapi, mendegitalisasi alat ukur di seluruh Posyandu.
Pemerintah Daerah (Pemda) Kota Cirebon berupaya untuk terus menekan angka stunting atau pelambatan tumbuh kembang anak.
Salah satu upayanya adalah melalui program Gemar Makan Ikan. Seperti yang digelar di RW 3 Kalijaga, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Rabu (29/6).
Wakil Walikota Cirebon Eti Herawati mengakui, program Gemar Makan Ikan ini digelar lima kali dalam. Namun di luar itu, sosialisasi gemar makan ikan dan pencegahan stunting rutin dilakukan.
“Di luar program ini, sosialisasi tetap berjalan. Baik melalui RW, Puskesmas, Posyandu dan lainnya. Intinya mengurangi potensi masalah tumbuh kembang anak,” kata Eti.
Eti mengakui, bahwa persoalan stunting Kota Cirebon menempati posisi 10 besar dari bawah di tingkat Jawa Barat. Oleh sebab itu, Pemda Kota Cirebon akan terus berupaya untuk menekan angka stunting.
“Makanya yang hadir dalam kegiatan ini tidak hanya anak-anak dan balita. Melainkan orang tua, ibu hamil dan pra hamil. Karena kita ingin masyarakat sadar akan makanan sehat,” jelasnya.
Pihaknya juga sudah merencanakan program agar masyarakat tumbuh sehat, diantaranya dengan menciptakan sekolah sehat.
“Saya sudah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan untuk menyiapkan program sekolah sehat. Hal ini juga upaya menyosialisasikan perilaku hidup bersih dan pentingnya makanan sehat,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kelautan dan Perikanan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP), Yudi Lukmana Hakim mengatakan, tingkat kegemaran makan ikan masyarakat Kota Cirebon masih di bawah rata-rata Jawa Barat.
“Saat ini rata-rata gemar makan ikan Kota Cirebon ada di angka 33,6 persen. Sedangkan rata-rata Jawa Barat 36,3 persen,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, pihaknya melakukan koordinasi dengan perangkat daerah terkait, kecamatan, kelurahan hingga tingkat RW. Titik mana yang angka stunting rawan, maka ditekan dengan program Gemar Makan Ikan.
“Penyelesaian persoalan stunting ini kita lakukan bersama. Mudah-mudahan tahun ini, target kita bisa melewati rata-rata gemar makan ikan tingkat Jawa Barat tercapai,” tuntasnya. (Agus)