KAB. CIREBON, (FC).- Derita para petani garam di Desa Rawaurip Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon terus bertambah, selain persoalan harga garam tak kunjung selesai. Kini muncul masalah baru yakni infrastruktur breakwater amblas sehingga ratusan tambak garam tenggelam oleh banjir rob.
Para petani pun menagih janji Kepala Staf Presiden Jenderal TNI (Purn) Moeldoko saat melakukan kunjungan ke desa tersebut tahun lalu.
Salah satu tokoh masyarakat yang juga pemilik lahan tambak garam asal Desa Rawaurip, H. Suriyan (76) mengatakan, dulu tanah tambak miliknya ada sekitar 100 hektar, namun semenjak tahun 1990-an tanah miliknya mulai diserang abrasi hingga lahan tambak miliknya habis terkena abrasi.
“Sejak dahulu kami bersama beberapa kuwu sekitar melakukan permohonan untuk melakukan pembangunan breakwater, sampai habis tak pernah terwujud. Dan hanya disarankan menanam pohon bakau, “jelas H. Suriyan kepada Fajar Cirebon, Rabu (16/11).
Sekitar tahun 2013, sambung Suriyan, sepanjang pantai di wilayah Desa Rawaurip dan pantai di Kecamatan Pangenan mendapatkan program pembangunan breakwater, tujuannya saat itu selain mencegah abrasi juga untuk menahan air rob agar tidak mengganggu proses produksi garam.
“ Tetapi tak lama kemudian breakwater tersebut juga amblas, breakwater sepanjang sekitar 1000 meter yang berada di Desa Rawaurip amblas sehingga rob laut masuk ke tambak penggaraman,” bebernya.
Akibat amblasnya breakwater tersebut, petani garam di wilayah itu pada tahun ini tak dapat menikmati hasil panen garam, padahal harga garam saat ini sangat bagus yaitu perkilogram mencapai Rp3.000 dan tahun-tahun lalu hanya Rp250- 500 perkilogram.
“Beberapa tahun lalu petani garam dihadapkan dengan garam impor yang membuat harga garam anjlok, dan dua tahun sekarang petani dihadapkan pada persoalan banjir rob laut yang membuat petani tak dapat panen garam, selain karena faktor musim hujan yang berkepanjangan,”terangnya.
Dirinya bersama para petani lain di Desa Rawaurip saat ini menagih janji Kepala Staf Presiden Jenderal TNI (Purn) Moeldoko yang datang berkunjung ke Desa Rawaurip pada Oktober 2021 silam.
Saat itu, Moeldoko, menyerap aspirasi para petani garam dan akan merealisasikan apa yang menjadi tuntutan para petani garam Desa Rawaurip, salah satunya perbaikan infrastruktur sarana produksi garam seperti pengerukan sungai dan perbaikan breakwater.
“ Hanya pengerukan sungai yang dilakukan, untuk perbaikan breakwater dialihkan ke daerah lain,” ujarnya.
Dikatakannya, petani garam saat ini menangis, karena tidak bisa panen garam, selain karena musim hujan berkepanjangan juga karena lahan tambak garam mereka terkena banjir rob. “ Breakwater yang dulunya tinggi sekarang amblas, sehingga tak bisa menahan air laut,” keluhnya. (Nawawi)
Discussion about this post