KOTA CIREBON, (FC).- Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cirebon mencatat pertumbuhan ekonomi Kota Cirebon tahun 2022 mengalami pertumbuhan sebesar 5,10 persen terhadap tahun 2021.
Pertumbuhan tersebut terjadi hampir pada semua lapangan usaha, kecuali lapangan usaha kontruksi, jasa keuangan dan asuransi, administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib mengalami kontraksi.
Pihaknya juga mencatat Perekonomian Kota Cirebon berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku tahun 2022 mencapai Rp26.617,84 Milyar dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp18.030,25 Milyar.
Kepala BPS Kota Cirebon, Joni Kasmuri mengatakan pada tahun 2022, Kota Cirebon mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 5,10 persen terhadap tahun 2021. Sedangkan untuk besaran PDRB Kota Cirebon tahun 2022 mencapai Rp26.617,84 Milyar.
“Lapangan usaha transportasi, pergudangan, penyediaan akomodasi dan makan minum mengalami pertumbuhan yang signifikan dengan angka pertumbuhan berturut-turut 18,68 persen dan 12,01 persen,” ujar Joni, Rabu (8/3).
Sementara itu, kata Joni, lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reperasi mobil dan sepeda motor yang memiliki peran paling dominan dalam perekonomian Kota Cirebon. Sektor tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 3,55 persen.
“Beberapa lapangan usaha yang mampu tumbuh di atas 5 persen diantaranya industri pengolahan sebesar 6,24 persen, pengadaan listrik dan gas sebesar 5,24 persen, pengadaan air pengelolaan sampah, limbah, dan daur ulang sebesar 6,56 persen, real estate 5,81 persen, jasa perusahaan 5,51 persen, jasa pendidikan 7,39 persen, jasa kesehatan dan kegiatan sosial 5,78 persen, dan jasa lainnya 5,02 persen,” bebernya.
Joni juga menjelaskan dari sisi pengeluaran, komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga (PK-RT) mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 4,97 persen, serta pengeluaran konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga (PK-LNPRT) sebesar 3,26 persen. Sedangkan, komponen pengeluaran konsumsi akhir pemerintah (PK-P) dan komponen pembentukan modal tetap Bruto (PMTB) mengalami kontraksi dengan angka pertumbuhan masing-masing 1,26 persen dan 1,13 persen.
“Kalau kita lihat dari sumber pertumbuhan ekonomi Kota Cirebon menurut pengeluaran paling tinggi berasal dari komponen PK-RT sebesar 2,78 persen. Sedangkan sumber pertumbuhan terendah berasal dari komponen PMTB yang berkontribusi negatif sebesar 0,30 persen,” katanya.
Secara spasi, kata Joni, struktur perekonomian wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan) pada Tahun 2022 didominasi oleh Kabupaten Indramayu dengan kontribusi terhadap PDRB Ciayumajakuning sebesar 37,61 persen. Diikuti Kabupaten Cirebon sebesar 23,47 persen, Kabupaten Majalengka sebesar 15,65 persen, Kabupaten Kuningan sebesar 12,63 persen, dan Kota Cirebon sebesar 11,03 persen.
Pasca pandemi Covid-19, kondisi perekonomian tahun 2022 semakin membaik. Hal ini ditandai dengan tumbuhnya perekonomian Nasional dan Jawa Barat dengan angka pertumbuhan masing-masing 5,31 persen dan 5,45 persen. Di Wilayah Ciayumajakuning pada Tahun 2022, beberapa kabupaten/kota mampu tumbuh lebih cepat dibandingkan Jawa Barat dan Nasional.
“Seperti Kabupaten Majalengka yang tumbuh sebesar 6,63 persen dan Kabupaten Kuningan sebesar 5,53 persen, sedangkan sisanya mampu tumbuh positif walaupun lebih lambat jika dibandingkan angka pertumbuhan Jawa Barat dan Nasional,” pungkas Joni. (Agus)