KUNINGAN, (FC).- Sebanyak 29 orang pejabat yang mengikuti seleksi terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama dimulai, usai diumumkannya kelulusan seleksi administrasi, Senin (26/10).
Pembuatan makalah kali ini menjadi berat bagi para peserta, mengingat peserta diberikan batasan waktu dalam pembuatan makalah yang harus diketik menggunakan komputer yang disediakan oleh panitia di Aula Rapat Hotel Grage Sangkan Kuningan.
29 orang peserta terbagi menjadi dua kelompok dalam pembuatan makalah, namun menariknya pembuatan makalah kali ini berbeda dengan sebelumnya, karena tema ditentukan mendadak oleh Ketua Panitia Seleksi pada saat membuka acara tersebut.
Jadi peserta yang sudah menyiapkan maupun menghafal materi yang akan dituangkan kedalam makalah tersebut, menjadi sedikit buyar, karena ada tambahan tema “Strategi penanganan Covid -19 sesuai dengan Tupoksi yang dituju”.
Ketua Pansel, H. Dian Rachmat Yanuar mengatakan bahwa ASN saat ini dituntut dengan dinamika yang terjadi, sehingga tidak lagi ada kata tidak singkron, tidak efektif dan tumpang tindih ketika ada dinamika baru yang muncul seperti Covid -19 saat ini.
“Jangan sampai ada kegagapan dengan situasi yang tidak terprediksi, disini ASN dituntut cepat beradaptasi dengan dinamika yang terjadi, makanya hari ini mendadak tema makalah kita tentukan yaitu Strategi penanganan Covid -19 sesuai dengan Tupoksi yang dituju,” kata Dian.
Ini juga, lanjut Dian, bagian dari warning bagi para calon pejabat eselon II, sehingga para pejabat ini bisa berinovasi memberikan masukan dan saran kepada pimpinan kedepannya.
Kemudian, masih kata Dian, kemampuan sosio kultural juga didorong sebagai penilaian lebih, karena sebelumnya hanya diuji pada kemampuan teknis. Sehingga saat ini lebih diutamakan pada kemampuan managerial dan sosio kultural.
“Keur Naon ai pinter (buat apa pintar) teknis, tapi tidak bisa kolaborasi dengan SKPD lain, sehingga kedepan dengan dinamika tinggi dan keterbatasan anggaran, harus bisa inovasi dengan kondisi tahun ini dengan pandemic, mereka harus bisa menjawab tantangan itu. Yang dibutuhkan itu bukan superman tapi super-tim,” kata Dian.
Itu nanti, lanjut Dian, dilihat pada uji kompetensi besok selasa (27/10). Dimana akan terlihat mana calon pimpinan yang pintar secara akademis dan pintar secara managerial. Artinya ketika menjadi kepala SKPD harus bisa menggerakan.
“Percuma kalau pinter tapi ribut saja dibawahnya. Itu nanti dilihat semua besok, yang mana memadukan kemampuan managerial, teknis, pemerintahan dan sosio kultural,” kata Dian. (Ali)