MAJALENGKA,(FC), – Harga telur ayam ras di Kabupaten Majalengka kembali mengalami kenaikan sejak Kamis (9/10) kemarin.
Di tingkat eceran, harga telur kini mencapai Rp32.000 per kilogram, sementara di tingkat grosir mencapai Rp31.000 per kilogram.
Kenaikan sekitar Rp1.000 per kilogram ini terjadi akibat meningkatnya kebutuhan telur untuk Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di sejumlah wilayah.
Para peternak kini lebih banyak menyuplai ke program tersebut karena adanya kerja sama resmi dengan penyelenggara Menu Beragam Bergizi dan Seimbang (MBG).
“Sudah beberapa bulan ini kami rutin memasok telur ke empat SPPG di Majalengka. Setiap SPPG butuh sekitar 1,5 ton per minggu,” ujar Nur Man, peternak ayam petelur asal Kecamatan Talaga, Minggu (12/10).
Menurutnya, kerja sama tersebut memang sedikit mengurangi pasokan ke pelanggan biasa, namun pihaknya tetap menjaga suplai untuk pedagang grosir.
“Pasokan ke grosir tetap kami usahakan lancar, karena mereka bayar kontan. Kalau SPPG, pembayarannya seminggu sekali,” katanya.
Peternak lain, Maman, menambahkan bahwa mereka tetap berupaya memenuhi kebutuhan pasar tradisional meskipun produksi kandang terbatas.
Ia sering berkoordinasi dengan peternak lain dalam organisasi Unggas Indonesia untuk menjaga kestabilan harga.
“Kalau stok di kandang saya kurang, biasanya saya ambil dari peternak di Desa Sunia, Kareo, Cinambo, atau Sukalaya. Harga di kami rata-rata sama, tapi kalau beli ke Onrojo lebih mahal selisihnya Rp1.000,” ujarnya.
Maman memperkirakan harga telur akan terus naik karena permintaan meningkat seiring bertambahnya jumlah SPPG di berbagai kecamatan.
“Di Argapura saja sudah ada empat SPPG. Permintaan pasti tinggi, dan harga cenderung naik terus,” ucapnya.
Sementara itu, Usman, pedagang grosir telur di Pasar Sindangkasih, menyebutkan kenaikan harga di pasaran mulai terasa sejak Kamis pagi setelah pemasok menaikkan harga sebesar Rp2.000 per kilogram.
“Pasokan dari Majalengka saja tidak cukup, jadi kami ambil dari Jawa Tengah. Memang kualitasnya beda, tapi ukurannya besar-besar karena ayamnya tua,” tuturnya.
Di sisi lain, pembeli mulai mengeluhkan kenaikan harga tersebut. Rumasih, warga Majalengka yang berbelanja di kios Usman, mengaku kaget karena harga terus melonjak.
“Saya biasanya beli setengah kilo, tapi sekarang cuma seperempat kilo saja. Tawar menawar terus, minta Rp7.500 per seperempat kilo,” keluhnya.
Kenaikan harga telur juga diperkirakan akan memicu kenaikan harga pakan. Saat ini, harga jagung sebagai bahan utama pakan sudah mencapai Rp6.800 per kg di tingkat petani dan Rp7.000 per kg di tingkat peternak atau pabrik. (Munadi)












































































































Discussion about this post