Masih dikatakan dia, pada realitasnya, pandemi Covid-19 ini telah merubah tatanan perilaku interaksi sesama, yang menjadikan lemahnya beberapa profesi sebagai jalan pengais rezeki.
“Banyak karyawan dirumahkan, usaha gulung tikar, pekerjaan informal terhambat seperti sopir, ojek, pengayuh beca, pedagang asong dan banyak lagi lainnya akibat dampak wabah ini. Bahkan, akibat virus corona ini telah terjadi pelambatan ekonomi, melonjaknya angka pengangguran, dan meningkatnya angka kemiskinan,” ucapnya.
Bukan hanya itu, kata dia, anggaran negara yang seharusnya menjadi pengungkit pergerakan ekonomi, tahun ini banyak di realokasi menjadi penanggulangan Covid-19, baik di bidang kesehatan, maupun jaring pengaman sosial.
“Dana CSR yang biasanya menjadi stimulus pergerakan UMKM, bergeser pada kegiatan serupa Covid-19, karena memang persoalan nyawa manusia menjadi prioritas utama,” katanya.
Menurut Pepe, untuk mengatasi beragam persoalan tersebut, terutama yang terdampak, tentunya tidak cukup hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah yang jumlahnya terbatas.
Discussion about this post