Pendidkan Masa Pandemi, Wali Murid Harus Keluarkan Uang Ekstra

KOTA CIREBON, (FC).- Pemerintah Kota Cirebon saat ini telah memutuskan untuk memberlakukan sistem Pelajaran Jarak Jauh (PJJ) pada tahun ajaran 2020/2021. Bahkan saat ini, Dinas Pendidikan Kota Cirebon telah melakukan kerjasama dengan salah satu televisi lokal Cirebon guna memberikan pelajaran secara jarak jauh.

Namun hal tersebut bukanlah tanpa kendala, pasalnya, tidak semua murid mendapatkan Chanel televisi tersebut dengan sangat baik, bahkan tidak sedikit pula yang di rumahnya tidak bisa memperoleh chanel televisi. Karena alasan, frekuensi yang tidak cukup baik, maka sudah barang tentu pelajaran yang diterima juga tidak maksimal.

Tidak hanya itu, selain direpotkan oleh chanel televisi yang kurang baik, mereka juga direpotkan dengan sistem pelajaran secara daring (online). Para wali murid harus menyediakan smartphone ditambah kuota internet yang juga harus siap sedia.

Akan tetapi hal tersebut menjadi tambah merepotkan ketika wali murid tergolong keluarga yang tidak mampu, jangankan untuk membeli smartphone, untuk beli kuota saja mereka tidak sanggup. Terlebih lagi dimasa pandemi saat ini, dimana hampir semua masyarakat mengalami dampak ekonomi yang cukup signifikan. Tidak sedikit dari mereka yang kehilangan pekerjaan atau dengan kata lain, untuk makan sehari-hari saja mereka bingung, ditambah lagi jika harus membeli Gadget plus kuota internet.

Seperti yang dialami oleh MS (52) warga Kecamatan Lemahwungkuk yang juga wali murid dari salah satu SMP Negeri di Kota Cirebon, dirinya harus rela menjual salah satu barang berharga miliknya demi membeli satu buah smartphone untuk anaknya yang baru saja masuk SMP. Televisi yang ia miliki juga tidak mendapatkan frekuensi yang jelas, sehingga tidak bisa menghasilkan gambar dan suara yang jernih saat melihat acara kegiatan belajar mengajar yang telah ditentukan oleh Disdik.

"Bagaimana anak saya mau belajar pak, TV nya di sini brecek (tidak jelas gambarnya) terus anak saya lihat apa. Tuh kemarin saya juga jual kalung (emas) buat beli HP belum nanti kuotanya. Apalagi ini sampe akhir tahun katanya, bingung jadinya buat makan aja susah", ujarnya, saat ditemui di Rumah sederhannya di Kecamatan Lemahwungkuk Kota Cirebon, Minggu (19/7).

Bukan hanya itu, MS juga harus kembali merogoh kocek untuk membeli seragam dengan harga yang telah ditentukan oleh pihak sekolah. Dan uang seragam tersebut harus sudah dilunasi saat anak sudah mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) sementara seragam tersebut belum diterima.

"Uang seragam harus lunas padahal belajar aja nggak, anak setiap hari ada dirumah. Seragam juga mana belum diterima", ungkapnya.

Hal yang sama diungkapkan oleh SR (48) warga Kecamatan Kejaksan wali murid dari salah satu SMP Negeri Favorit di Kota Cirebon, Ia sudah membayar lunas uang seragam sebesar Rp. 1.720.000. Uang tersebut belum termasuk uang yang katanya untuk infaq.

"Dari sekolah juga meminta adanya uang apa itu nggak tahu bahasanya sumbangan atau infaq. Dengan menyodorkan amplop kosong dan meminta agar diisi uang. Ya saya bingung masa mau kasih 20 Ribu kan ga mungkin mas," tuturnya.

Para orang tua murid berharap, pihak sekolah ataupun Dinas Pendidikan Kota Cirebon bisa memberikan kebijakan yang berpihak kepada murid yang tergolong keluarga tidak mampu. Mereka meminta agar dana BOS yang dimiliki setiap sekolah, bisa diberikan langsung kepada murid dengan tujuan untuk membantu meringankan beban orang tua murid membeli Kuota internet. (Sakti)

Pendidkan Masa Pandemi, Wali Murid Harus Keluarkan Uang Ekstra

BacaJuga :

Bagikan ini:

Baca Juga