KUNINGAN, (FC).- Pemerintah Kabupaten Kuningan bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Trisakti di Kabupaten Kuningan melakukan pemetaan pengembangan desa wisata meliputi 11 Desa yaitu Cipasung, Sakerta Timur, Jagara, Karangsari, Cibuntu, Paniis, Singkup, Pasawahan, Padabeunghar dan Kaduela.
Selama dua hari dari tanggal 16-17 Juli 2020, rombongan STP Trisakti datang ke Kuningan untuk bertemu Bupati Kuningan dan mengunjungi desa-desa wisata tersebut untuk bertemu para pelaku wisata di desa.
Rombongan STP Trisakti diwakili oleh Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, Rina Suprina, Kepala Pusat Bisnis Kepariwisataan Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, Novita Widyastuti S.
Hal ini disampaikan oleh Kasi Kelembagaan dan Pengembangan SDM Pariwisata Disporapar Kabupaten Kuningan, Ritho Riswanto saat mendampingi Rombongan STP Trisakti yang sedang melakukan kunjungan di desa-desa wisata yang ada di wilayah Keamatan Pasawahan seperti Cibuntu, Paniis, Pasawahan dan Padabeunghar.
“Kemaren wilayah Kecamatan Darma , setelah paginya melakukan pertemuan dengan Pak Bupati dan PT. DGI. Hari ini wilayah Kecamatan Pasawahan, kita ingin melakukan Survey Pemetaan potensi dan membangun komitmen dengan kepala desanya,” jelasnya.
Saat berkunjung ke wilayah Kecamatan Pasawahan, titik pertama yang dikunjungi oleh STP Trisakti adalah Desa Wisata Cibuntu, desa yang dirintis oleh STP Trisakti sejak tahun 2012. Selanjutnya berkunjung ke Desa Paniis, Pasawahan, Padabeunghar dan Kaduela.
Setiap tempat yang disinggahi, STP Trisakti melakukan dialog ringan dengan Kepala Desa dan para Pelaku Wisata yang ada di desa untuk mengetahui langsung potensi dan kendala dari setiap desa yang akan dirintis jadi Desa Wisata ini.
Kepala Pusat Bisnis Kepariwisataan Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, Novita Widyastuti menjelaskan, dari hasil survey dan kunjungan yang dilakukan untuk wilayah Kecamatan Darma, desa-desa yang akan dirintis menjadi desa wisata di Kabupaten Kuningan, masyarakatnya sudah siap dan mereka sudah memiliki nilai jual potensi di desa masing-masing.
Tinggal bagaimana mengemas hasil dari desa menjadi atraksi wisata dan tinggal membangun fasilitas yang dibutuhkan wisatawan yg datang.
“Perlu dilakukan pemetaan potensi yang bisa dijadikan paket-paket wisata dan bersinergi dengan desa-desa sekitar supaya saling membangun dan mensupport,” jelas Novita.
Sedangkan untuk desa-desa di wilayah Kecamatan Pasawahan, menurutnya sudah memiliki potensi wisata alam yang sulit ditiru. Namun butuh perencanaan tata ruang dan zonasi wisata yang apik, sehingga tidak merusak lingkungan, dan wisatawan tetap dapat menikmati keindahan alam
“Desa-desa yang hari ini dilakukan survey sudah memiliki potensi wisata alam yang sulit ditiru, namun butuh perencanaan tata ruang dan zonasi wisata yang apik sehingga tidak merusak lingkungan, dan wisatawan tetap dapat menikmati keindahan alam. Hal yang paling penting sebelum menjadi desa wisata adalah peningkatan kapasitas SDM dan pengolahan hasil alam untuk menunjang daya tarik wisata,” pungkasnya. (Bambang)
Discussion about this post