KUNINGAN, (FC).- Dalam rangka mendorong daya saing daerah dan pangsa pasar produk-produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Bupati Kuningan H. Acep Purnama membuka Kegiatan Promosi Produk Usaha Mikro di Destinasi Wisata yang digelar Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kuningan, Senin (26/10).
Dalam kesempatan ini, Bupati Kuningan menyampaikan salah satu permasalahan dari perkembangan UMKM, yakni lemahnya strategi pemasaran.
“Sektor ini perlu didorong oleh sebuah kerjasama dengan dengan berbagai pihak dalam pemasaran produk bagi pelaku UMKM ataupun dengan melakukan berbagai promosi-promosi. Dengan demikian, daya saing dan pemasaran produk UMKM dapat meningkat,” ujarnya.
Untuk itu, Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan berupaya melakukan pemulihan ekonomi di sektor UMKM. Salah satu strategi yang dilakukan yaitu dengan melakukan promosi dan pemasaran produk-produk UMKM baik di pasar lokal maupun nasional.
Bupati Kuningan juga menyampaikan, banyak produk-produk Kuningan yang pemasarannya sudah nasional, bahkan internasional. Produk-produk tersebut diantaranya adalah tape, opak ketan, emping. Selain itu, produk Kuningan yang bisa ditonjolkan adalah produk-produk UKM yang mengelola makanan dari kopi.
Menurutnya, Kuningan merupakan salah satu kabupaten yang mampu memproduksi kopi cukup baik.
“Saya ucapkan terimakasih atas perkembangan dan kemajuan kemajuan dari seluruh pelaku usaha. Mudah-mudahan tahun depan penataan lokasi wisata akan berjalan. Sejalan itu pula, semua dinas UKM akan melakukan bimbingan untuk adanya terobosan-terobosan baru yang selalu ditekankan, khususnya dari sisi kebersihan, kesehatan, cita rasa dan kemasan,” pungkas Bupati Kuningan.
Dalam kegiatan ini, hadir Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kuningan, Kepala SKPD lingkup Ekonomi, Camat Darma, Kapolsek Darma, Damramil Darma, Direktur Perumda Aneka Usaha Kuningan, Tamu Undangan serta 40 UMKM Peserta Kegiatan Promosi Produk Usaha Mikro di Destinasi Wisata.
UMKM memiliki peran strategis dalam menopang pertumbuhan ekonomi daerah setelah terdampak pandemi covid-19. Namun, di masa pandemi ini UMKM memiliki berbagai permasalahan seperti penurunan penjualan permodalan distribusi terhambat kesulitan bahan baku dan produksi menurun.
Rendahnya produktivitas menjadi kendala bagi UMKM untuk berkembang dan mencapai skala ekonomi yang semakin besar. Kondisi ini menyebabkan fenomena missing middle, dimana perekonomian mengalami kekurangan jumlah UMKM yang sebenarnya dibutuhkan untuk menopang industrialisasi dan ekspor.
Kondisi ini juga mempengaruhi sejauh mana UMKM dapat berpartisipasi dalam jaringan produksi dan pemasaran global. (Bambang)