INDRAMAYU, (FC).- Pemerintah Kabupaten Indramayu yang dipimpin Lucky Hakim dan Saefudin hanya gimmik, kondisi terpantau dari semenjak dilantik menjadi Bupati dan Wakil Bupati Indramayu tidak ada langkah kongkrit untuk Indramayu kedepan
Perihal tersebut terungkap saat Tadarus Politik yang bertemakan Quo Vadis Indramayu Reang dalam mengawal proses transisi Pemerintah Indramayu REANG yang dihadiri oleh sejumlah aktivis, Organisasi Mahasiswa, Ormas yang berlangsung di Ruang Fraksi PDI Perjuangan DPRD Indramayu.
Hadi Santosa Farhan perwakilan akademisi menyampaikan, pihaknya mengiatkan kepada pemerintah yang baru dilantik menjadi Bupati dan wakil Bupati Indramayu agar tidak larut dalam uforia, lebih baik tunjukkan kerjanya dan jangan terlalu melakukan gimmick.
“Indramayu ini masih banyak PR, apalagi dengan adanya efisiensi. Konsep di ekonomi misalnya, harus yang benar-benar real, kita masuk di era krisis, dimana banyak pabrik yang tutup, dan itu menjadi tantangan ke depan. Era Bu Nina, sudah bagus bisa membuat pabrik baru dan mendatangkan investor, tinggal bagaimana bupati dam wakil bupati kedepan ini bisa mengembangkannya,” ujarnya
Sejumlah mahasiswa, organisasi mahasiswa baik dari BEM PTNU, BEM Nusantara, PMII, GMNI, juga menyoroti berbagai aspek yang menjadi program Bupati dan Wakil Bupati Indramayu Lucky Hakim dan Saefudin.
Dari mulai konsep ekonomi Kerakyatan misalnya, fakta di lapangan tidak sebanding dengan apa yang digagas Bupati lucky, belum lagi dasi segi bidang pendidikan di Kabupaten Indramayu.
“Sekarang masih ditemukan banyak pasar modern yang buka 24 jam dimana dalam regulasi sudah diatur ketentuan, tapi hal ini terkesan dibiarkan tidak ada langkah kongkrit dari pemerintah Daerah,” ujarnya Budi
Kemudian, kata Budi, Keberadaan Mall Indramayu yang lokasinya berdekatan dengan pasar tradisional Indramayu dianggap menggerus pedagang-pedagang kecil.
Selain itu, mahasiswa juga berpandangan, Indramayu hanya terkenal dengan mangganya, namun masih tidak dikenal apa prestasinya di bidang lainnya, terutama di bidang pendidikan atau akademisi. Ditambah, Indramayu masih terkenal sebagai daerah miskin.
Mahasiswa mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan Fraksi PDI Perjuangan DRPD Indramayu.
Mereka berharap, kedepan sering di gelar kegiatan serupa untuk menampung issue-issue yang ada di masyarakat.
“Ini kita objektif. Jangan menilai siapa yang menyelenggarakan, meskipun partai politik. Dewan sebagai representasi partai politik untuk menyampaikan ide dan gagasan, serta aspirasi rakyat,” kata Soyan
Ia menambahkan, masyarakat masih menilai Lucky ini baik, jujur, dan benar terus. Sehingga, belum terlihat watak aslinya. Hal ini akan diketahui setelah melihat kerja Lucky sebagai Bupati apakah programya pro rakyat dan bisa konsisten bertahan menjabat hingga 5 tahun.
Sementara itu, Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Indramayu, Edi Fauzi mengungkapkan, kegiatan ini di inisiasi oleh Fraksi PDI Perjuangan yang di selenggarakan dari hasil diskusi dengan jajaran pengurus DPC PDI Perjuangan Indramayu.
Fraksi PDI Perjuangan DPRD Indramayu pun ingin mengingatkan lagi soal janji-janji politik Lucky Hakim-Syaefudin saat kampanye, agar bisa direalisasikan dengan baik, dengan tujuan bersama dapat membawa kesejahteraan bagi masyarakat Indramayu.
Edi mengatakan, pihaknya tentu akan mengawal setiap kebijakan Lucky Hakim dan Syaefudin, termasuk mengkritisi setiap kebijakan apabila ada yang tidak berpihak pada kepentingan masyarakat. Pengawasan tersebut guna mencari solusi terbaik untuk pembangunan daerah.
“Selain dengan menggelar reses yang langsung turun ke tiap dapil untuk menyerap aspirasi, melalui kegiatan ini juga diharapkan dapat menjaring ide, gagasan, aspirasi, sekaligus merumuskan kebijakan-kebijakan yang tepat dan berkeadilan untuk kesejahteraan masyarakat,” terangnya.
Edi menambahkan, di media sosial, Bupati Indramayu Lucky Hakim dengan tagline Beberes Dermayu, masih melakukan kegiatan-kegiatan seremonial saja, hal ini berbeda dengan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi.
“Kalau kita lihat Gubernur Jabar, KDM (Kang Dedi Mulyadi), kan langsung turun tuh ke masyarakat melakukan aksi nyata, nah kita melihat Bupati Lucky masih melakukan gimmick saja di medsos untuk menarik perhatian, sehingga gimmick ini harus dilawan dengan data real. Pasca RPJMD Lucky Syaefuddin di legalkan, kita bisa cek, untuk mengevaluasi dan mengontrol pelaksanaannya,” kata Edi. (Agus Sugianto)
Discussion about this post