MAJALENGKA, (FC), – Pasca penolakan pembangunan pabrik garment milik PT Dodoel Mitra Busana yang berlokasi di Blok Dukuasih Desa Sukawera Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka, pada Rabu (26/6) kemarin, yang berbuntut kerusuhan seperti perusakan mess pekerja serta membakar beberapa peralatan aset bangunan milik kontaktor, kini suasana sudah mencair.
Dimana kedua belah pihak, yakni perwakilan masyarakat Blok Dukuasih bertemu langsung dengan Deswita Lase selaku Direktur PT Dodoel Mitra Busana di lokasi pembangunan pabrik pada Rabu sore (3/7).
Dimana perwakilan masyarakat Blok Dukuasih menyampaikan aspirasinya kepada pihak management PT Dodoel Mitra Busana.
Tentu saja aspirasi dari warga sekitar pabrik langsung direspon oleh pihak management PT Dodoel Mitra Busana.
Aspirasi yang disampaikan masyarakat setempat, mereka menginginkan dalam pembangunan pabrik ini agar melibatkan serta memberdayakan lingkungan.
Sehingga warga sekitar merasakan dampak positif dari pembangunan pabrik itu sendiri.
Kejadian kerusuhan kemarin, adalah miskomunikasi antara warga dengan kontraktor disini.
“Dari itu kami atas nama masyarakat Blok Dukuasih meminta maaf kepada pihak management atas kejadian kerusuhan kemarin yang berdampak negatif bagi management PT Dodoel Mitra Busana. Kedepan kami siap bekerja sama serta membantu pembangunan pabrik garment ini sampai selesai,” ujar Muhamad Basyir selaku perwakilan warga usai mediasi.
Lebih jauh Basyir mengatakan, kedepan inginnya komunikasi antara warga setempat dengan pihak management PT Dodoel Mitra Busana harus tetap terjalin.
Sehingga manakala ada permasalahan, kita bisa diselesaikan secara baik baik.
“Permintaan warga Blok Dukuasih tidak muluk muluk, mereka hanya ingin diberdayakan dengan hadirnya pabrik garment milik PT Dodoel Mitra Busana. Sehingga hubungan simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan bisa tercipta,” pungkas Basyir.
Di tempat yang sama, Direktur PT Dodoel Mitra Busana, Deswita Lase kepada wartawan mengatakan, pihaknya sengaja turun ke lokasi pembangun pabrik ingin berdialog dengan masyarakat setempat pasca penolakan kemarin.
“Bagi kami, ingin mengetahui dengan jelas atas kejadian kemarin Rabu (26/6). kalau warga di sini menolak pembangunan pabrik garmen, maka investasi ini akan kami tarik dan dialihkan ke wilayah lain. Tapi kalau masyarakat menerima, maka akan kami lanjutkan pembangunannya,” ujar Deswita.
Namun ketika ditanya terkait upah pekerja yang belum dibayar, hal yang menyulut kerusuhan, Deswita menegaskan itu semua urusan pemborong atau vendor.
Pihaknya sudah menyerahkan atau menyelesaikan terkait keuangan kepada pihak vendor atau pemborong.
Pantauan wartawan di lapangan, mediasi antara warga dengan pihak management PT Dodoel Mitra Busana berjalan penuh kekeluargaan.
Kata-kata permohonan maaf terlontar dari perwakilan anak anak muda yang tergabung ke dalam Karang Taruna.
“Kami atas nama warga Blok Dukuasih Desa Sukawera Kecamatan Ligung, memohon maaf atas tragedi kerusuhan kemarin. Kedepannya kami siap mengawal dan membantu pembangunan pabrik sampai selesai,” tegas Suhartono selaku perwakilan dari masyarakat Dukuasih yang juga mantan Kasi Pemerintahan Desa Sukawera.(Munadi)
Discussion about this post