MAJALENGKA, (FC).- Pemerintah Pusat melalui Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) melakukan kunjungan kerja ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Senin (21/4). Hal ini guna meninjau kesiapan dan pengembangan kawasan Aerospace Park sebagai pusat industri kedirgantaraan masa depan Indonesia.
Langkah konkret itu pun dilakukan dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas dengan pihak Bandara BIJB untuk menghadirkan fasilitas MRO berstandar internasional, dimulai dari sektor helikopter (rotary wings).
Kegiatan ini digelar di lantai 1 area kedatangan domestik BIJB Kertajati, AHY didampingi langsung Bupati Majalengka, Eman Suherman, menyoroti pentingnya mengoptimalkan infrastruktur besar yang sudah berdiri namun belum termanfaatkan secara maksimal.
“Kita sudah punya bandara kelas dunia di Kertajati, tapi belum hidup sepenuhnya. Hal ini menjadi tugas kita bersama, jangan sampai bandara ini jadi monumen mahal yang tak berfungsi. Kita harus bangun ekosistem industri di sekitarnya,” tegas AHY dalam sambutan acara tersebut.
AHY menjelaskan, pengembangan Aerospace Park di Kertajati akan memperkuat kontribusi industri kedirgantaraan nasional yang saat ini baru menyumbang 4,6% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Melalui dukungan industri Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO), kawasan ini diharapkan mampu bersaing dengan fasilitas serupa di negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand.
“Jangan terus bergantung ke luar negeri. Vulkanisir ban pesawat pun masih banyak dilakukan di luar. Kita harus punya kemampuan sendiri, dan Kertajati bisa menjadi pusatnya,” ujar Ketua Umum DPP Partai Demokrat ini.
Lebih lanjut, Menko AHY menyebut kawasan Rebana Metropolitan – yang mencakup Cirebon, Patimban, dan Kertajati – berpotensi besar menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Jawa Barat bagian timur.
Bahkan wilayah ini diproyeksikan menjadi penyeimbang terhadap dominasi kawasan industri di Jawa Barat bagian barat seperti Bekasi dan Karawang.
“Saatnya kita majukan Majalengka, Sumedang, dan Subang sebagai lokomotif pertumbuhan baru. Jika semua elemen pusat dan daerah bersinergi, maka pembangunan wilayah akan menjadi lebih merata dan berkeadilan,” kata AHY.
Terlebih dengan penduduk Jawa Barat mencapai lebih dari 50 juta jiwa dan kontribusi PDB nasional sebesar 16%, keberhasilan proyek ini akan berdampak besar, tidak hanya untuk wilayah, tapi juga bagi perekonomian nasional. AHY menekankan bahwa pembangunan tidak bisa berjalan sendiri-sendiri, melainkan membutuhkan kolaborasi, integrasi, dan orkestrasi dari seluruh elemen.
“Kertajati harus jadi simbol keberhasilan pembangunan terpadu. Inilah mengapa Kemenko IPK dibentuk oleh Presiden Prabowo: untuk memperkuat sinergi lintas sektor demi kemajuan daerah dan negara,” tutup AHY.
Bupati Majalengka Eman Suherman menyambut baik dorongan pemerintah pusat tersebut. Dia berharap kehadiran Menko AHY membawa angin segar bagi percepatan pengembangan kawasan Kertajati yang selama ini masih menghadapi tantangan.
“Kami siap menjadi bagian dari ekosistem pertumbuhan baru ini. Masyarakat Majalengka akan dilibatkan, karena pembangunan harus memberikan dampak langsung bagi warga,” kata Eman. (Munadi)
Discussion about this post