KOTA CIREBON, (FC).- Siapa bilang orang dengan disabilitas tidak bisa eksis dalam meraih pekerjaan Rio Ferdinan (20) warga Desa Grogol, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon terlahir dengan kondisi disabilitas. Walau tak bisa mendengar dan bicara, semangat Rio yang tak kenal lelah patut di contoh.
Rio saat ini diklaim menjadi yang pertama di Kota Cirebon sebagai Barista Tuli. Kemampuan Rio menyeduh kopi tidak kalah dengan barista-barista normal pada umumnya.
Selama tiga hari digembleng belajar menjadi Barista oleh Baraja Coffee, Rio sudah mampu membuat Latter Art dan bisa menyeduh Manual Brew serta espresso. Kini Rio bekerja part time di Baraja Coffee Siliwangi sejak dua bulan yang lalu.
Dengan keterbatasannya, Rio sangat senang bisa bekerja menjadi Barista di Baraja Coffee. Walau awalnya sempat kesulitan berkomunikasi dengan pengunjung, Rio tidak putus asa dan terus mencoba memberikan informasi tentang bahasa isyarat.
“Perasaannya senang sekali bisa bekerja dan belajar membuat kopi di Baraja Coffee,” ujar Rio dengan bahasa isyarat.
Rio mengaku kesulitan berkomunikasi saat pertama kali bekerja sebagai Barista di Baraja Coffee Siliwangi. Banyak pengunjung yang awalnya tidak tahu kalau Rio merupakan tuna rungu dan akhirnya banyak yang antusias.
“Selama bekerja disini, kesulitannya hanya berkomunikasi dengan pengunjung. Tapi semakin kesini sudah banyak pengunjung yang antusias,” kata Rio.
Rio merupakan lulusan Sekolah Luar Biasa (SLB) Pancaran Kasih Kota Cirebon pada bulan Juni 2023 lalu. Setelah lulus sekolah, Rio sempat bekerja sebagai sales mobil selama tiga bulan.
Kemudian, Rio ikut program dari Yayasan Pancaran Kasih yang berkolaborasi dengan Baraja Coffee Learning selama tiga hari. Karena dianggap mumpuni, Rio diajak bekerja part time di Baraja sampai saat ini.
Setiap harinya, Rio berangkat dan pulang bekerja menggunakan angkutan umum. Rio juga memiliki mimpi menjadi seorang atlet Taekwondo dan cita-cita sebagai dokter.
“Kalau cita-cita ingin jadi atlet Taekwondo, dokter, polisi, dan supir,” kata Rio.
Sementara, pemilik Baraja Coffee, Fauzi Heiqmeuh mengatakan hadirnya Rio sebagai Barista di Baraja Coffee ini berawal dari kolaborasi antara Baraja dan SLB Pancaran Kasih Kota Cirebon. Baraja menghadirkan program kelas barista untuk 8 siswa terpilih dari SLB Pancaran Kasih.
“Awalnya kita berkolaborasi dengan SLB Pancaran Kasih. Kemudian terpilih 8 siswa untuk mengikuti kelas barista di Baraja Coffee,” ujar pria yang akrab disapa Oji ini.
“Sebagian dari siswa yang ikut kelas barista ini, kita sarankan untuk bekerja part time. Kemudian terpilih 3 siswa yang sudah berusia di atas 18 tahun. Karena ada dua siswa yang masih sekolah, hanya satu yang sudah lulus sekolah dan bekerja part time di Baraja Coffee,” tambahnya.
Rio, kata Oji, sudah bekerja part time di Baraja Coffee selama dua bulan atau sejak Hari Tuli Internasional pada 23 September 2023 lalu. Bahkan, menurutnya, Rio sudah sangat mumpuni dalam bidang kebaristaan.
Selama dua bulan bekerja part time di Baraja Coffee, tambah Oji, Rio tidak hanya melayani pengunjung saja, namun juga sudah bisa menyeduh kopi seperti manual brew, espresso dan bisa membuat latte art.
“Rio juga merupakan Barista Tuli yang pertama bekerja di Baraja Coffee, bahkan ini bisa di bilang Barista Tuli pertama di Kota Cirebon dengan skill barista yang bukan hanya pemahaman saja, tapi full praktek. Jadi dia bisa menguasai kopi espresso maupun manual brew dan bisa latte art juga,” ungkapnya. (Agus)
Discussion about this post