KAB. CIREBON, (FC).- Kondisi tebing Sungai Cisanggarung tepatnya di Desa Kalibuntu Kecamatan Pabedilan Kabupaten Cirebon kembali tergerus dan mengalami longsor hingga menggerus bagian bawah pondasi Jalan Provinsi Ciledug-Losari, Rabu pagi (26/10).
Janji Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung (BBWSCC) yang akan membangun tanggul permanen di tahun ini tak kunjung dilakukan.
Tokoh pemuda dari wilayah Timur Kabupaten Cirebon, Sandi kepada Fajar Cirebon memaparkan, serangan arus Sungai Cisanggarung yang terjadi Rabu pagi tersebut merupakan serangam arus yang sudah keberapa kali sejak tahun 2020 lalu.
Upaya penanganan darurat juga telah beberapa kali dilakukan oleh pihak BBWSCC maupun swadaya pemdes setempat, namun longsoran yang terjadi sekarang jauh lebih parah karena bagian bawah jalan sudah tergerus sehingga terancam jalan bisa ambruk.
“Arus sungai kembali menghancurkan tanggul darurat hingga menggerus bagian bawah jalan, dan belum ada upaya penanganan sampai saat ini,” ujar Sandi.
Sandi menjelaskan, sejak terjadinya longsoran yang menghantam tebing jalan sejak 2 tahun lalu, memang sudah dikunjungi berbagai instansi terkait, baik dari Kementerian PUPR bersama anggota Komisi V DPR RI, BBWSCC, Dinas PUPR Provinsi Jabar juga Pemkab Cirebon.
Saat itu dilakukan penanganan darurat dan baru akan dilakukan penanganan permanen di tahun berikutnya, atau di tahun 2022 ini, akan tetapi hingga menjelang akhir tahun belum ada tanda-tanda akan adanya perbaikan secara permanen di lokasi tersebut. Hingga akhirnya sekarang dihantam lagi oleh kuatnya arus Sungai Cisanggarung.
“Apa harus menunggu ambruk dahulu baru dilakukan penanganan, padahal sudah jelas berapa kali saja dilakukan penanganan darurat, berulang kali hancur dihantam arus,” cetus Sandi mengeluhkan.
Menurut Sandi, BBWSCC terkesan hanya memberikan angin segar dengan janji akan dilakukan penanganan permanen, namun kenyataannya sudah hampir 2 tahun tak pernah dilakukan. Masyarakat sekitar selalu was-was manakala hujan besar dan sungai mulai meluap.
Ia memperkirakan, bila ada arus besar kembali menerjang, dimungkinkan akan menggerus bagian bawah jalan raya semakin dalam, dan kemungkinan tinggal menghitung waktu saja jalan tersebut akan mengalami ambruk.
“Saat ini kondisi tebing sudah tidak ada lagi pertahanan, dan bila ada serangan arus sungai langsung akan menggerus bagian dasar jalan,” terang Sandi.
Atas kondisi tersebut, Sandi berharap, kepada pihak BBWSCC segera turun tangan melihat langsung kondisi saat ini, kalaupun akan dilakukan penanganan darurat kembali, bukan dari kayu-kayu yang ditancapkan, namun harus menggunakan paku bumi, apalagi sekarang sudah memasuki musim penghujan, diyakinkan serangan arus sungai akan sering terjadi, jika tidak segera dilakukan dipastikan jalan akan terancam ambruk.
“Warga tidak ingin melihat kejadian tragis hanya karena keterlambatan penanganan, usulan sering disampaikan dan janji juga sudah sering diucapkan pihak terkait. Kami atas nama warga hanya berharap untuk segera dilakukan penanganan sebelum ada korban, “tegasnya. (Nawawi)
Discussion about this post