KAB. CIREBON, (FC).- Ratusan tokoh masyarakat dari Desa Mundu Mesigit, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon melaksanakan tahlil massal di komplek pemakaman sesepuh Mundu dalam peringatan Haul Kigede Kilobama yang digelar, Minggu (30/4).
Hadir dalam kesempatan tersebut Camat Mundu H Anwar Sadat, perangkat dan lembaga desa, tokoh ulama, masyarakat serta undangan lainnya.
Pelaksanaan tahlil dilakukan di dalam ruangan khusus keramat Kilobama dipandu Ustaz Bana dan di dampingi juru kunci Raden Solihin.
Kuwu Desa Mundu Mesigit, Syarifudin mengungkapkan, pelaksanaan Haul Kigede Kilobama digelar bada salat zuhur, bertempat di pelataran situs Kilobama yang berada di Desa Mundu Mesigit, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon.
“Prosesi agenda Haul Kilobama berlangsung penuh khidmat, bernuansa islami dengan tahlil, doa bersama dan tausiyah di lokasi makam Keramat Ki Gede Mundu (Syekh Mudarim), Syekh Brata Kelana (Pangeran ing Desa Lautan) dan Mbah Syekh Kilobama (Syekh Abdurrohman Al Baghdadi),” terangnya.
Lanjut Kuwu Syarifudin menyampaikan, situs keramat Kilobama merupakan salah satu aset wisata religi di Kecamatan Mundu yang harus dikembangkan menjadi destinasi wisata religi.
“Situs bersejarah ini, sangat cocok digunakan untuk bertafakur dengan suasana yang asri dan tenang membuat para peziarah dapat khusyuk dalam bermunajat pada Allah SWT,” ungkapnya.
Camat Mundu, H Anwar Sadat mengapresiasi apa yang dilakukan oleh pemerintah Desa Mundu Mesigit dengan menggelar haul syekh Kilobama yang berlangsung khidmat dan khusyuk dalam pelaksanaannya.
“Kami dari Muspika Mundu memberikan support dan lanjutkan tradisi yang berlangsung untuk mendapatkan karomah dan barokah dari para leluhur dan waliyullah,” tuturnya.
Sementara juru Kunci makam Kilobama, Raden Solihin atau yang akrab disapa kang Raden Iing memberikan pemaparan sejarah Kigede Kilobama, menurutnya masjid yang berada di area pemakaman merupakan bangunan situs sejarah yang dikenal dengan sebutan Masjid Seribu Jin.
Dan, masjid tanpa ada atap ini, masih bisa dilihat langsung dan nyata oleh masyarakat hingga saat ini. Sebuah bangunan pondasi tempo dulu yang tersusun dari tumpukan bata yang merupakan sebuah masjid peninggalan Ki Lobama.
Seorang mubalig dari Timur Tengah, Baghdad yang bernama lengkap Syekh Abdurrohman Al-Baghdadi yang dipercaya sebagai utusan dari Sultonul Aulia Syekh Abdul Qodir al Jailani untuk menyebarkan agama Islam di tanah Jawa, pada sekitar abad ke-11.
“Ini yang menjadi cikal bakal lahirnya sejarah Masjid Jin, Kigede Mundu, Syekh Brata Kelana serta situs sejarah lainnya yang ada di Desa Mundu Mesigit,” terangnya.
Raden Iing pun menceritakan, Makam Adipati Terung saat itu, Syekh Syarif Abdurrohman berdakwah di tanah jawa, di wilayah yang sekarang bernama Mundu Mesigit untuk melaksanakan misinya dengan membangun masjid yang bila dilihat mirip candi di Jawa Timur atau Singasari Akhir.
Selain sebagai sarana ibadah ritual, masjid tersebut juga digunakan beliau untuk menggembleng santri-santrinya dalam hal menuntut ilmu agama Islam serta ilmu-ilmu lainnya. “Dari sinilah, beliau memiliki nama julukan ‘Ki Lobama’ alias Kiai yang loba (banyak) ilmu agama,” katanya.
Ditambahkan Raden Iing, bahwa bangunan masjid ini dikenal dengan istilah masjid seribu jin dan terdapat sumur keramat yang airnya jernih serta adem yang dipercaya para ziarah bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit juga sebagai salah satu sarana untuk menyucikan diri.
Selain itu, makam Ki Lobama, di pemakaman ini juga banyak makam lainnya, baik yang sudah tua maupun baru, termasuk juga makam anak dari Sunan Gunung Jati yang bernama Pangeran Brata Kelana (Pangeran Seda Lautan).
Terdapat lima tokoh yang dimakamkan di tempat ini, yaitu Ki Lobama (Syekh Abdurrahman al-Baghdadi), Pangeran Brata Kelana Seda Lautan, Nyimas Rara Kafi (Istri ke-4 Sunan Gunung Jati), Walang Sungsang, Nyimas Kadilangu (Cicit ke-17 Syekh Gunung Jati) dan Ki Gede Mundu.
”Tempat situs inilah yang menjadikan sebagai tempat bersejarah yang diakui dan sudah di teliti oleh cagar budaya Jawa Barat di Cirebon,” ujarnya.
Diapun berharap dengan adanya haul Syekh Kilobama dan Kigede Mundu, pihaknya mohon bantuan untuk mengembangkan dan memajukan situs ini, menjadi salah satu destinasi wisata religi bisa direalisasikan untuk perawatan, pembangunan dan renovasi agar peninggalan sejarah juga budaya tidak punah di telan zaman.
”Semua peninggalan sejarah juga budaya, yang ada di Kecamatan Mundu, jangan sampai punah di telan zaman digitalisasi,” pungkasnya. (Nawawi)