MAJALENGKA, (FC).- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majalengka siap mengambil alih tugas perawatan Masjid Al Jabbar yang berada di kawasan Kertajati, Kabupaten Majalengka.
Saat ini, tugas perawatan menjadi wewenang Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar). Kesiapan Pemkab Majalengka untuk mengambil alih tugas perawatan bukan tanpa alasan.
Sebab saat ini, masjid yang berada di Desa Jalan Raya Kadipaten-Jatibarang, tepatnya di Desa Babakan, Kecamatan Kertajati itu jauh dari kata terurus.
Pantauan wartawan beberapa waktu lalu, di beberapa bagian, kesan keindahan itu memudar. Pada bagian tempat wudu misalnya, tepatnya di bagian muka, yang biasa digunakan untuk cuci tangan, kondisi kurang terawat cukup jelas terlihat. Cermin di sana, terlihat cukup kusam, yang membuat aktivitas bercermin tidak nyaman.
Kondisi serupa juga terlihat pada bagian toilet. Kendati keran air dan toilet berfungsi baik, tetapi ruangan tersebut terlihat tidak terawat. Ada beberapa puntung rokok tergeletak di toilet laki-laki itu.
Pemandangan serupa juga terlihat di bagian dalam masjid. Di salah satu titik, terlihat tanpa ada lemari sebagai tempat penyimpanan sarung maupun mukena.
Kondisi semakin memprihatinkan terlihat di lantai 2. Di sana, tumpukan sisa kayu yang rapuh, terlihat berserakan, memenuhi lantai berwarna krem itu.
Kesan jorok pun sangat terlihat bagi siapapun yang melihat pemandangan tersebut. Pemandangan serupa juga terlihat pada bagian dinding.
Bupati Majalengka H.Karna Sobahi saat peresmian Masjid Al Jabbar sempat menawarkan perawatan, namun sat itu belum ada jawaban yang pasti dari Gubernur Jabar.
“Pada saat peresmian, pernah tanya langsung ke Pak RK (soal) Masjid Al-Jabbar ‘Pak gimana ini kalau dilimpahkan saja pengurusannya kepada Kabupaten Majalengka?,” ujar Bupati Majalengka, Karna Sobahi, Kamis (5/1).
Nantinya, biaya kepengurusan maupun perawatan akan dianggarkan di bidang kesra. Sebab, masjid-masjid yang selama ini dibangun oleh pemkab juga sama dianggarkan oleh bidang tersebut.
“Kami akan anggarkan di Kesra. Masjid Bagja Raharja kami anggarkan, di bunderan Munjul kami anggarkan, Al-Imam kami anggarkan. Yang di Panyaweuyan kami anggarkan. Tetap dianggarkan untuk pemeliharaannya. Apakah honor untuk mengelolanya, kebersihannya,” ucapnya.
Menurut Karna, sangat disayangkan melihat kondisi Masjid Al Jabbar saat ini. Harapan saat dibangun bakal mewah dan megah, namun kini kumuh dan tak terurus.
“Sayang itu Al-Jabar itu, Masjid mewah , seperti itu. Kami bukan mau mengambil alih tanah dan bangunan, (hanya) pengurusannya, (tanah dan bangunan) silakan punya Jabar. Tapi kan masjid itu orang Majalengka yang salatnya,” ujar dia. (Munadi)
Discussion about this post