KAB. CIREBON, (FC).- Siwang atau Terasi Bawang Mang Aab asli Plumbon, Kabupaten Cirebon merupakan sahabat nasi di atas piring seluruh masyarakat Indonesia yang miliki kualitas dan rasa yang sangat terjamin dan bermutu.
Abdul Syukur atau Mang Aab yang pernah mengenyam pendidikan selama 7 tahun sebagai santri di Pondok Pesantren Daarul Muttaqien Tanggerang ini miliki jiwa bisnis sejak masih berusia belasan tahun.
Pernah menjadi koordinator sablon kaos, penjual kartu perdana di konter HP, tukang bubur, hingga penjual pecel, tidak membuat dirinya bosan untuk terus menggeluti dunia usaha atau bisnis.
Alhasil, pria berusia 35 tahun ini berhasil mengembangkan usaha Siwang miliknya menjadi produk yang sangat luar biasa dikenal dan disukai oleh masyarakat Indonesia.
Siwang Mang Aab merupakan produk yang telah ada sejak tahun 2018 lalu dan telah berjalan sekaligus berkembang hingga saat ini.
Penjualan produknya sendiri sudah melanglang buana di seluruh Indonesia mulai dari ujung timur hingga barat, bahkan telah di ekspor hingga ke berbagai manca negara.
Untuk penjualan di dalam negeri Mang Aab memiliki kota langganan yang kerap kali memborong produk Siwang miliknya, yaitu Kota Tanggerang dan Jakarta.
Setiap kali pengiriman menuju ke setiap Kota tersebut bisa mencapai 50 juta rupiah perbulannya. Sedangkan, saat ini dikarenakan pandemi hanya setengahnya saja.
Dan untuk pengiriman ke luar negeri Aab sudah mencapai berbagai macam negara seperti cina, Hongkong, Australia, Korea, Jepang, Singapura, Malaysia, dan Taiwan.
“Untuk pengiriman ke luar negeri hanya 1-2 kg siwang sebab masih terkendala di Ongkos kirim (Ongkir), tapi untuk setiap pengiriman itu ongkirnya, Alhamdullilah ditanggung mereka (pembeli),” ungkap Mang Aab pada FC.
Menurutnya, biaya pengiriman ke luar negeri sangat mahal dan itulah sebabnya pengirimannya sedikit terhambat. Meski begitu, ada saja pembeli yang kerap membeli produk mang Aab ini dari luar negeri.
Sementara itu, untuk omsetnya sendiri Mang Aab perbulan dapat mencapai 45-50 juta rupiah perbulan diluar pemasukan yang diperoleh dari pembelian borongan dari Jakarta dan Tanggerang.
Namun, dikarenakan pandemi penurunan pembeli mempengaruhi penurunan pemasukan ayah 1 anak ini. “Pas setelah adanya pandemi turun sampe 50% yaa, kurang lebih 20 juta rupiah perbulannya,” ujar Aab.
Pria yang merupakan anak bungsu dari 9 bersaudara ini tidak hanya memproduksi Siwang saja melainkan terdapat produk turunannya yaitu Rewang (Rebon Bawang) dan Teriwang (Teri Bawang).
Diantara keseluruhan produknya Aab mengakui, apabila produk yang menjadi best seller adalah Siwang. Adapun, ukuran kemasannya pun terdapat 4 macam mulai dari 60 gram, 120 gram, 160 gram, dan 250 gram.
Dengan varian harga mulai kisaran Rp. 25.000-Rp. 60.000,- ribu rupiah baik Siwang, Rewang, dan Teriwang.
Sebenarnya, ungkap Mang Aab, awal penjualan siwnag ini dilakukan oleh kakaknya dan ia membantu kakaknya di bagian marketing. Namun, Aab merasa produk kakanya perlu dilegalkan dengan memberi label halal dan PIRT.
“Saya bilang ke kakak saya buat kasih label halal dan PIRT agar bisa dijual bebas dan bisa masuk pasar yang lebih luas. Akan tetapi, bagi kakak saya penjualan yang pada saat itu dirasa sudah cukup laku jadi, baginya tidaklah perlu,” kata Aab.
Dari situlah, Aab ini memulai bisnis Siwangnya sendiri. Meski, memang sempat ada perdebatan antara Aab dan kakaknya, namun karena dibicarakan dengan baik, akhirnya hubungan Aab dan kakaknya pun membaik dan kembali seperti semula.
Aab sendiri membuat Siwangnya dengan mencari kualitas bahan produksi terbaik mulai daei bawang sumenep yang ditanam di Kuningan dan didapatkannya dari bandar bawang setiap harinya sebanyak 30 kg perhari untuk produksi.
Lalu, terasinya yang ia dapatkan dari pasar jagasatru, lalu teri dan rebon 1-3 kg perhari untuk pembuatan Teriwang dan Rewang.
“Untuk rebonnya sendiri harga perkilonya mencapai 45 ribu sedangkan, untuk terinya 2 kali lipat diatas harga rebon. Yaitu kisaran 80 ribu. Oleh karena itu, harga rewang 3 ribu lebih tinggi diatas siwang dan teriwang 5 ribu lebih tinggi diatas siwang,” pungkasnya. (Sarrah/Job/FC)