KOTA CIREBON, (FC).- Penerapan manajemen risiko yang efektif, akan membantu pemerintah untuk meminimalkan dampak risiko, yang berpotensi menghambat dalam mencapai tujuannya. Untuk itu, guna meminimalkan dampak risiko, diperlukan upaya manajemen mengidentifikasi, menilai, serta mengelola risiko tersebut.
Hal ini diungkapkan Sekda Kota Cirebon Agus Mulyadi, seusai membuka kegiatan bimbingan teknis (bimtek) terkait penerapan manajemen risiko di Lingkungan Pemkot Cirebon, Senin (16/11).
Dijelaskan pria yang akrab disapa Gusmul, pentingnya mengetahui risiko di dalam pelaksanaan kegiatan, karena dengan manajemen risiko yang baik diharapkan dapat meminimalisir kesalahan. Karena setiap yang dikerjakan terdapat risiko baik dari dalam maupun dari pihak lainnya.
“Manajemen risiko ini merupakan proses lanjutan dari pencapaian maturitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) level 3 atau terdefinisi,” ucapnya kepada FC, Senin (16/11).
SPIP ditujukan untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan. Seperti keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
Disebutkannya, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP, terdapat 5 unsur SPIP, yakni lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan pengendalian intern.