KAB. CIREBON, (FC).- Sejauh ini, virus SARS-CoV-2 atau Covid-19 belum ditemukan obatnya. Namun untuk mempercepat proses penyembuhan pada pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 dengan riwayat kritis, berat maupun sedang salah satunya adalah dengan cara terapi plasma konvalesen.
Perlu diketahui, terapi plasma konvalesen adalah salah satu jenis pengobatan yang digunakan di banyak negara untuk menangani pasien Covid-19. Caranya adalah dengan memanfaatkan plasma darah dari pasien Covid-19 yang telah sembuh, karena dianggap memiliki antibodi terhadap virus.
Salah satunya adalah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Waled, Kabupaten Cirebon yang semenjak bulan September 2020 lalu telah menerapkan terapi plasma konvalesen terutama untuk pasien-pasien Covid-19 yang tergolong kritis, berat maupun sedang.
“Tidak semua jenis pasien Covid-19 yang memiliki gejala, atau rawat inap di RSUD Waled menggunakan terapi plasma. Akan tetapi yang dianjurkan untuk dilakukan terapi plasma konvalesen adalah bagi pasien Covid-19 yang benar-benar kritis, berat dan sedang. Seperti pasien terpasang ventilator atau selang oksigen,” kata Ketua Satgas Covid-19 RSUD Waled, dr Ahmad Fariz Malvi Zamzam Zein kepada FC, Rabu (20/1).
Sejauh ini, lanjut pria yang juga menjabat sebagai Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Cirebon, dari bulan September tahun 2020 kemarin hingga pertengahan bulan Januari 2021 ini sudah ada 31 pasien yang sembuh akibat pertolongan dengan cara terapi plasma konvalesen.
“Sekarang masih ada yang masih dilakukan terapi plasma konvalesen sebanyak 3 pasien. Tetapi satu pasien sudah selesai dan dua pasien lagi masih,” tambahnya.
Menurutnya, pengobatan terhadap pasien Covid-19 dengan metode terapi plasma konvalesen sampai selesai atau telah dinyatakan sembuh. Lanjutnya, bukan hanya sebatas negatif dari Covid-19. Akan tetapi sampai sang pasien tersebut sudah benar-benar pulih atau membaik.
“Ya sampai sembuh. Yang kritis ada yang terpasang ventilator sampai lepas ventilatornya, ada yang terpasang terapi oksigen lainnya sampai dengan lepas terapi oksigennya,” kata Fariz. (Ghofar)