KOTA CIREBON, (FC).- Bulan Februari ini diperkirakan sebagai puncak musim hujan disebagian besar wilayah Indonesia.
Kondisi ini, membuat Kantor Penanggulangan Bencana Daerah (KPBD) Kota Cirebon menetapkan siaga bencana pada bulan Febuari 2021 ini.
Hal ini didasarkan pada hasil pemetaan, dan wilayah selatan Kota Cirebon yakni Kecamatan Harjamukti rawan longsor, pusat kota rawan bencana banjir kiriman dan banjir rob dari laut.
Kepala Kantor Penanggulangan Bencana Daerah (KPBD) Kota Cirebon, Khaerul Bahtiar mengatakan, titik rawan tanah longsor terdapat di wilayah selatan berada di RW 08 Kopiluhur, RW 10 Kedung Jumbleng dan RW 11 Bendakerep, ketiganya masuk di Kelurahan Argasunya.
“Selatan Kota Cirebon banyak perbukitan dengan perkampungan di tengahnya. Potensi bencana yang mengancam warga sekitar perlu diwaspadai,” katanya kepada FC, Minggu (21/2).
Sementara wilayah pinggiran pantai, bencana yang mengancam adalah rawan banjir rob. Terutama pada saat air permukaan laut naik disaat-saat tertentu.
Disamping itu, sekitar muara juga karena pendangkalan sungai, wilayah ini berpotensi terkenal banjir rob juga.
“Jika sungai masih belum dilakukan normalisasi dengan cara dikeruk, sampai kapan pun wilayah pesisir akan terancam banjir rob,” tambahnya.
Sementara untuk bencana banjir, yang dimaksud banjir adalah luapan air di permukiman yang tingginya 70 sentimeter dan tidak surut dalam 24 jam.
Dengan demikian wilayah Kota Cirebon belum bisa dianggap sebagai bencana banjir. “Hitungan jam sudah surut jadi bukan banjir namanya tapi genangan saja,” papar dia.
Untuk itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk berperan serta dalam mencegah potensi bencana ini.
Seperti bergotong royong menjaga dan membersihkan lingkungan. Tidak membuang sampah sembarang dan melakukan penghijauan di lingkungan masing-masing. (Agus)
Discussion about this post