KOTA CIREBON, (FC).- Komunitas Rhesus Negatif Indonesia (RNI) yang dibentuk 12 tahun lalu, menjadi wadah menyalurkan kebutuhan darah masyarakat, utamanya bagi pemilik golongan darah rhesus negatif yang jumlahnya sangat langka, yakni kurang dari 5 persen di Indonesia.
Rhesus adalah sistem penggolongan darah positif atau negatif selain penggolongan darah A, AB, B, dan O. Dan di Indonesia, sebagian besar masyarakat memiliki golongan darah rhesus positif.
Demikian dikatakan Yoke Ferdian, Ketua Komunitas RNI Cabang Cirebon, Sabtu (18/11) di Kantor PMI Kota Cirebon.
Yoke menuturkan, sejumlah 35 warga Cirebon telah bergabung dalam Komunitas RNI mengadakan silaturahmi.
Dengan demikian diharapkan bila ada kebutuhan darah rhesus negatif, dapat dipenuhi oleh anggota yang ada. Pasalnya stok darah jenis ini tidak selalu tersedia.
“Dengan pertemuan ini diharapkan ikatan silaturahmi semakin erat. Agar bila ada anggota yang membutuhkan darah rhesus negatif bisa dipenuhi oleh anggota lainnya,” ungkapnya.
Yoke juga mengatakan, tidak menutup kemungkinan bila ada kebutuhan darah rhesus negatif dari daerah lain, bisa meminta dari anggotanya, demikian juga sebaliknya.
Diakuinya, untuk menjaring anggota baru itu tidak mudah. Pasalnya, darah dengan golongan rhesus negatif ini sangat langka. Dan bila pun ada orang yang diketahui rhesus negatif, belum tentu mau ikut gabung ke komunitas.
“Ya kita tidak memaksa, tapi tetap akan didata, barangkali sewaktu-waktu dia membutuhkan darah, kita siap membantu,” imbuhnya.
Di tempat yang sama, Kepala UDD PMI Kota Cirebon dr Asep Munandar didampingi Sekretaris PMI Sumarni menambahkan, untuk mengetahui jenis golongan rhesus positif atau negatif ini, masyarakat perlu melakukan skrining atau pemeriksaan yang benar di Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia (UDD PMI), tidak bisa hanya mengandalkan tes golongan darah yang hanya dilakukan sekali.
“Dulu kalau di sekolah, ada tes golongan darah A, B, AB, atau O, memang ada yang mencantumkan rhesusnya, tapi terkadang itu tidak akurat. Jadi kami di mengarahkan untuk cek 2-3 kali di laboratorium, beberapa lab yang menemukan kalau ada orang rhesus negatif juga biasanya langsung dikonfirmasi ke PMI sehingga terdata,” katanya.
Untuk stok darah rhesus negatif ini, lanjut dia, pihaknya belum menyediakan secara khusus. Namun bila ada yang membutuhkan, pihaknya segera menghubungi Komunitas RNI.
Meski langka, rhesus negatif bukan merupakan kelainan atau sesuatu membahayakan tubuh.
“Rhesus negatif bukan penyakit dan tidak membahayakan. Semua sama saja kok dengan orang rhesus positif. Hanya untuk transfusi yang harus hati-hati,” ujarnya.
Transfusi darah kepada pemilik rhesus negatif harus berhati-hati karena mereka tidak dapat menerima donor dengan jenis rhesus yang berlainan.
“Tubuh kita mengenali apa yang dipunyainya. Kalau terpapar atau ditransfusi oleh antigen yang tidak dikenalnya maka tubuh akan membuat antibodi (mekanisme pertahanan tubuh dari benda asing seperti kalau terinfeksi kuman akan membentuk antibodi),” papar dia. (Agus)
Discussion about this post