KAB. CIREBON (FC).- Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Cirebon melakukan Kunjungan Kerja (Kunker) di Desa Suci Kecamatan Mundu belum lama ini.
Dalam kunjungan tersebut, warga bersama para kuwu mengeluhkan banyak jalan rusak akibat aktivitas kendaraan besar yang melintas dengan muatan melebihi tonase.
Seperti, Jalan Kabupaten Desa Mundupesisir ke Desa Suci hingga Desa Setupatok dan Desa Bandengan hingga Desa Luwung merupakan jenis IIIc atau hanya untuk tonase delapan ton, namun yang melintasi jalan tersebut diperkirakan melebih tonase yang ditentukan.
Hal ini, dikarenakan wilayah tersebut terdapat banyak gudang, sehingga hilir mudik kendaraan seperti kontainer dan mobil gandengan lewat jalan tersebut.
Menurut Kuwu Desa Mundupesisir, H khaerun, kondisi jalan yang rusak berdampak pada aktivitas masyarakat. Bahkan, pihak desa terkena imbasnya.
“Terlepas kewenangan siapa, masyarakat tahunya desa. Sehingga, warga mengadukan ke desa mengenai jalan rusak dan kami sudah berapa kali melaporkan ke dinas terkait. Namun hingga saat ini, belum ada perbaikan secara menyeluruh,” katanya, belum lama ini.
Khaerun menjelaskan, beberapa kali mengadakan pertemuan untuk membahas kondisi jalan rusak. Akan tetapi, belum membuahkan hasil yang maksimal.
“Kalau hanya sebatas menambal jalan berlubang, sepertinya hanya bertahan sesaat. Maka, alangkah baiknya jika diperbaiki secara menyeluruh agar masyarakat lebih nyaman beraktivitas,” jelas ketua FKKC kecamatan setempat.
Sekretaris Camat (Sekcam) Mundu, Raden Banna menambahkan, pertemuan dengan para kuwu dan pihak terkait kerap dilaksanakan. Namun belum membuahkan hasil maksimal, sehingga perlu adanya solusi terbaik dari berbagai pihak.
“Kami sudah beberapa kali memfasilitasi untuk adanya pertemuan dengan pengusaha, para kuwu dan dinas terkait juga anggota DPRD, akan tetapi terkesan stagnan. Maka diharapkan, pembahasan ini terakhir dan langsung aksi apa yang menjadi kesepakatan mengenai kondisi jalan rusak,” imbuhnya.
Menanggapi aspirasi tersebut, Ketua Komisi IV, Anton memaparkan, kondisi jalan rusak tidak hanya dari kendaraan yang diduga melebihi tonase, namun faktor lain. Salah satunya saluran yang belum ada di pinggir jalan, sehingga saat hujan, air kurang mengalir dengan maksimal.
“Perlu adanya musyawarah bersama dengan seluruh elemen terkait, baik pengusaha, kuwu, masyarakat dan unsur lainnya mengenai perusahaan di tempat ini. Karena
kendaraan yang melintas diduga melebihi tonase, menyebabkan jalan rusak,” paparnya.
Politisi Partai Golkar ini mencontohkan, kesepakatan yang dibuat bersama unsur terkait nanti harus dituangkan dalam berita acara dan dilaksanakan sebaik mungkin.
“Bila diportal pada ujung jalan, berdampak pula pada pekerja. Karena tak ada bahan baku, maka perlu kiranya dampak positip dan negatif dipertimbangkan,” tutur Anton.
Senada dikatakan Anggota DPRD Kabupaten Cirebon dari Partai Gerindra, HR Cakra Suseno. Dampak positip dan negatif dari berbagai musyawarah sangat diperlukan. Agar, tidak ada yang dirugikan.
Bisa saja diportal, tapi kasihan juga pada pekerja yang sebagian besar warga sekitar. Maka, alangkah baiknya untuk mencari solusi terbaik dari permasalahan yang ada,” imbuhnya. (Nawawi)