KAB. CIREBON, (FC).- Gunung Kuda di Desa Bobos Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon longsor. Itu diketahui setelah beredarnya beberapa video di group-group whatapp, yang menggambarkan, terjadinya longsor bongkahan tanah dan bebatuan dari tebing gunung, Senin siang (19/6).
Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Cirebon, Anton Maulana pun mengaku mengetahui video yang beredar tersebut. Ia pun mengaku khawatir dengan kondisi pekerja disana.
“Informasinya saja juga taunya dari group-group whatapp. Jelas sangat meresahkan, apalagi mereka yang keluarganya bekerja disana,” kata Anton.
Pihaknya pun mengagendakan akan melakukan kunjungan kerja. Meninjau ke lokasi. “Ya pasti. Kita akan survei kesana. Apakah itu terjadi karena gejala alam, atau karena adanya persoalan lain,” katanya.
Kalaupun ada yang salah sudah pasti, pengelolanya akan mendapatkan punnishment. Politisi Golkar itupun mengaku untuk saat ini, belum bisa langsung meninjau lokasi. “Kami di DPRD masih sibuk dengan kegiatan reses. Yang pasti kita agendakan kesana selesai reses nanti. Minggu depan lah,” katanya.
Anton pun menegaskan dulu, sempat meninjau ke lokasi pertambangan di Dukupuntang. Proses perizinannya saat itu, sedang berjalan. Tapi, kata dia, perlu dilakukan pengecekan ulang. “Sudah pasti, perizinannya juga nanti kita akan kroscek. Kan harus cek ulang,” kata dia.
Pihaknya ingin memastikan proses pertambangan disana sesuai prosedur. “Prosesnya benar atau tidak. Proseduralnya ditempuh atau tidak. Kalau tidak sesuai, ya sudah ditutup saja. Itu rekomendasi kita,” tegasnya.
Dugaan sementara, itu terjadi lantaran curah hujan yang cukup tinggi, sehari sebelum kejadian. Kapolresta Cirebon, Kombes Arif Budiman mengatakan, dugaan sementara curah hujan tersebut membuat tebing mengalami longsoran sangat besar.
Sehingga material tanah dan batu jatuh ke bagian bawah Gunung Kuda. Beruntung di lokasi tidak ada pekerja yang beraktivitas. Namun, longsoran tersebut membuat beberapa pekerja yang melihat segera lari berhamburan.
Ditemui di lokasi, Ketua Koperasi Al Zariah, Abdul Karim menjelaskan video yang beredar itu, memang lokasinya berada di penambangan Al Zariah. Longsornya itu, karena kesengajaan. Mengingat metode penambangan yang dilakukan menggunakan cara under cutting atau dibobok dari bawah.
“Sehingga kan sering terjadi longsor dari atas. Cuma kan sudah disterilkan. Sudah dipersiapkan. Jadi kalau sudah mau longsor aktivitas dihentikan. Tarik mundur semua,” kata dia.
Karim, begitu nama pendeknya, menegaskan metode yang dilakukan memang tidak dibenarkan. Harusnya proses penambangan dilakukan dari atas. Pihaknya pun kerap kali diingatkan, diarahkan pihak ESDM.
“Kami bukannya tidak mengikuti aturan pertambangan. Cuma kalau mau naik keatas kan harus izin. Nah perizinannya sedang diproses. Jadi nanti rencana mau naik dari atas penambangannya,” kata dia.
Ia memastikan, longsor yang terjadi bukan karena cuaca, atau insiden kecelakaan. Namun faktor kesengajaan. “Bukan insiden. Ini sengaja ditambang. Dipastikan tidak ada korban. Tidak ada aktivitas. Setelah longsor, ya langsung dimuat,” tuturnya. (Suhanan)
Discussion about this post