KAB. CIREBON, (FC).- Masih jarang diketahui dan dikonsumsi masyarakat Cirebon, Kombucha atau minuman fermentasi teh dan gula yang telah hadir di Cirebon memiliki rasa asam, manis, dan sparkling yang menyegarkan tenggorokan.
Kombucha juga miliki kandungan probiotik potensial.
Selaku peracik sekaligus owner dari Nawadasa Kafe Tri Zul Rahmansyah menuturkan, kombucha memang kaya akan manfaat yang salah satunya terkandung probiotik. Teh fermentasi ini baik bagi lambung.
“Dia kaya probiotik dan bagus buat lambung,” jelasnya, Jumat (16/4).
Berprofesi sebagai barista juga, Tri menuturkan, kombucha miliknya tidak dibuat menggunakan teh yang berada di pasaran, melainkan teh kualitas premium yang memang hanya terdapat daun tehnya saja.
Kemudian, untuk fermentasi Tri menggunakan gula batu biasa atau madu. Tidak lupa juga jamur scoby atau Symbiotic Culture Of Bacteria and Yeasts.
“Teh bisa pakai yang dipasaran tapi rasa atau tastenya beda. Makanya saya pakai black dan green tea yang memang murni daunnya saja. Untuk fermentasi yang pasti harus ada gula atau bisa pakai madu. Kemudian yang juga sama pentingnya adalah jamur scoby,” tuturnya.
Masih kata Tri, Karena berperan penting dalam pembuatan Kombucha. Jamur scoby tidak boleh berwarna dan berjamur atau rusak.
“Scoby yang bagus berwarna putih. Tapi kalau sudah dipakai untuk fermentasi teh otomatis kecoklatan tapi dia bagus hanya sedikit berubah warna,” kata Tri.
Untuk proses penyeduhan sendiri cukup mudah. Tri memaparkan, hal pertama yang dilakukan adalah menyeduh teh dan gula sesuai kebutuhan dengan air panas secukupnya.
Kedua, mendiamkan air teh dan gula hingga suhu turun. Ketiga masukkan air teh dan gula kedalam jar atau toples kaca. Disusul dengan 10 persen kombucha yang telah jadi dan juga jamur scoby.
“Harus menunggu suhu turun agar tidak mengubah rasa apalagi mengganggu proses fermentasi. Kemudian dugunakannya 10 persen kombucha sendiri untuk memancing proses fermentasi kombucha yang akan dibuat,” jelas Tri.
Dalam sekali buat, sambungnya, ia terbiasa membuat 2,5 liter kombucha di 1 toples kaca. Sedangkan, untuk proses fermentasinya memakan waktu 14 hari atau 2 minggu.
“Biasa buat 2,5 liter tiap 5 hari sekali. Supaya di setiap 5 hari habis panen bisa panen lagi,” ujarnya.
Dibuatnya, lanjut Tri setiap 5 hari sekali sendiri guna memberikan rasa yang fresh atau segar bagi pelanggan.
Minuman yang telah muncul di negeri asalnya Cina sejak ribuan tahun lalu. Tentu menjadi rasa kurang familier di lidah orang Cirebon.
Namun, bukan hal aneh bagi orang-orang Cina sana mendengar nama ini dan rasa teh ini. Mengingat budaya minum teh di negeri tirai bambu ini telah mengakar.
Akan tetapi, minuman ini perlahan di lidah orang Indonesia khususnya, kota-kota besar, seperti Jakarta dan Bandung perlahan mulai dikenal dan dirindukan.
Diluar daripada itu hal yang perlu diingat. Untuk penyimpanan proses fermentasi kombucha haruslah hati-hati.
Dengan ditutup kain spunbond dan karet, toples berisikan calon kombucha harus tersimpan di tempat yang hangat dan gelap.
“Makanya pakai toples kaca juga kalau suhu dingin atau panas tidak terlalu mempengaruhi isi didalamnya,” ucapnya.
Bukan hanya Kombucha original. Tri juga hadirkan varian lainnya yaitu kombucha berbahan teh hijau dan madu. Serta, kombucha frutty dengan rasa buah-buahan segar.
“Proses tetap sama dengan varian. Ada yang pakai madu dan teh hijau per 125 ml Rp.20.000 perbotol. Karena, harga madu dari perhutani nya pun lumayan. Tapi kalau frutty, sama dengan yang original 250ml Rp.20.000,” ungkapnya.
Untuk yang frutty proses pembuatannya cukup mudah setelah dilakukan fermentasi kombucha. Untuk menambah rasa buah pada kombucha, perlu dilakukan fermentasi selama kurang lebih 5 hari dengan memasukkan potongan buah secukupnya kedalam kombucha yang telah jadi.
Tri sendiri mengaku, telah memulai membaca dan belajar soal minuman ini sejak bulan Agustus tahun 2020. Minuman ini dibeberkannya, telah ada sejak lama di Cirebon.
Namun, kafebatau gerai lain yang telah memulai. Ia pun mengakui sempat belajar ke kafe tersebut. Untuk mempelajari pembuatan kombucha.
“Belajar dan baca. Dulu pernah ada kafe di Cirebon yang produksi ini. Ada juga beberapa orang yang produksi dan jual. Tapi ada yang konsumsi pribadi dan juga yang lainnya,” pungkasnya. (Sarrah)
Discussion about this post