MAJALENGKA, (FC).- Di balik deru perang yang berkecamuk antara Iran dan Israel, ada kisah menarik yang menyayat hati dari keluarga kecil asal Majalengka yang memilih pulang ke Tanah Air demi nyawa.
Iman Abdurrahman (32), bersama istri dan anaknya menjadi bagian dari 24 warga Jawa Barat yang berhasil dievakuasi dari Iran. Kepada para wartawan, Iman mengungkapkan bahwa keputusan ikut evakuasi bukanlah hal mudah.
Pasangan suami isteri ini telah tinggal di Iran selama kurang lebih dari tujuh tahun, dalam membina rumah tangga di perantauan.
“Saya hanya ingin anak dan isteri saya selamat. Iran bukan hanya tempat kuliah, tapi sudah seperti rumah kedua kami. Tapi saat mendengar perang berkecamuk hampir tiap malam, kami sadar, sudah saatnya pulang,” ujar Iman kepada wartawan melalui sambungan telponnya, Sabtu (28/6/2025).
Di Iran, Iman dan keluarganya tinggal di kawasan Pardisan, kota yang sebelumnya dikenal aman bagi para pelajar asing. Namun, sejak konflik Israel – Iran meningkat, situasi berubah drastis.
“Awalnya kami masih tenang, tapi kemudian informasi dari KBRI menyebutkan ada potensi serangan udara ke wilayah sipil. Banyak teman yang sudah lebih dulu pulang. Saya tak bisa ambil risiko,”ujar Iman yang terakhir kali kembali ke Indonesia pada 2023,
Dede Nina, istri Iman, merupakan warga Desa Jatisawit, Kecamatan Kasokandel, Kabupaten Majalengka. Ia ikut Iman ke Iran sejak menikah. Di Iran isterinya hanya fokus sebagai ibu rumah tangga.
“Di Iran saya hanya ngurus anak dan rumah, tapi waktu konflik mulai terasa, saya hampir tiap malam menangis. Kami khawatir tidak bisa kembali ke Indonesia,” kata Nina dengan suara tertahan.
Masih kata Nina, kami pulang bukan karena menyerah. Tapi karena tahu, hidup itu bukan tentang bertahan di tempat berbahaya. Tapi tahu kapan waktunya kembali dan keselamatan nyawa itu lebih utama.
Pemulangan Iman dan Nina mendapat perhatian khusus dari Bupati Majalengka, Eman Suherman. Ia mengaku langsung menginstruksikan dinas terkait untuk siap memberikan bantuan jika diperlukan.
“Saya sudah perintahkan Dinas Ketenagakerjaan dan KUMKM untuk cek data. Kalau ada kebutuhan penjemputan, saya siap jemput langsung. Keselamatan warga Majalengka adalah tanggung jawab kami,” ujar Eman saat ditemui di Pendopo.
Namun, Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan KUMKM Majalengka, Arief Dharyana, menyebut bahwa nama Dede Nina tidak tercatat dalam jalur keberangkatan resmi dinas.
“Yang bersangkutan tidak tercatat di sistem kami. Ini jadi catatan penting, warga yang hendak ke luar negeri wajib lapor secara resmi agar mendapat perlindungan maksimal saat krisis, meski saat ini telah terjadi gencatan senjata antara Iran dan Israel. Tapi kita ambil hikmahnya,”jelas Arief.
Menurut data Kementerian Luar Negeri RI, total ada 289 WNI yang berada di Iran saat konflik meletus. Dari jumlah tersebut, 71 di antaranya sudah dipulangkan secara bertahap, termasuk 24 orang dari Jawa Barat.
Tapi masih ada puluhan WNI yang belum dapat dievakuasi, terutama yang tinggal di wilayah yang akses udaranya masih tertutup atau kondisi keamanan belum stabil.
“KBRI terus memantau dan mengevakuasi sesuai situasi. Kami juga imbau keluarga di Indonesia untuk tetap tenang dan menjalin komunikasi,” ujar juru bicara Kemenlu RI dalam pernyataan resmi. (Munadi)
Discussion about this post