KOTA CIREBON,(FC). – Keraton Kasepuhan Cirebon mengadakan tradisi Siraman Panjang. Tradisi ini dilakukan tiap tahun menjelang bulan Maulud dalam rangka memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Dalam tradisi Siraman Panjang sejumlah benda-benda peninggalan Sunan Gunung Jati dikeluarkan untuk dibersihkan dengan cara dicuci air bersih.
Sebelum prosesi pencucian, dipanjatkan doa-doa tertentu dalam sebuah shalawat yang dilakukan oleh keluarga Keraton Kasepuhan dan para abdi dalem.
Setelah pembacaan shalawat selesai, benda peninggalan berupa piring besar, piring pengiring, guci, dan lainnya.
Patih Sepuh Keraton Kasepuhan Cirebon RR. Gumelar Suryadiningrat mengatakan, tradisi Siraman Panjang dilaksanakan tepat di tanggal 5 bulan Maulud yang jatuh pada tanggal 22 September 2023.
“Alhamdulillah hari ini tanggal 22 September 2023 atau dalam penanggalan Jawa tanggal 5 Maulud kami melaksanakan tradisi Siraman Panjang. Rangkaian untuk memperingati Nabi Muhammad SAW,” katanya, Jumat (22/9).
Ia melanjutkan, setelah dicuci barang peninggalan Sunan Gunung Jati berupa 7 buah piring besar, 38 buah piring pengiring, 2 buah guci, dan 2 buah tempat untuk minyak wangi.
Setelah dicuci dan dibersihkan benda peninggalan ini akan diarak pada acara puncak bulan Maulud.
“Benda-benda peninggalan Sinuhun Sunan Gunung Jati setelah dibersihkan akan diarak saat puncak rangkaian bulan Maulud yang disebut dengan Panjang Jimat,” tuturnya.
Ia menjelaskan, filosofi membersihkan benda-benda peninggalan leluhur dalam tradisi Siraman Panjang adalah lebih kepada kebersihan baik lahir maupun batin.
Dimana, kebersihan merupakan unsur penting dalam kelahiran, kehidupan hingga kematian seorang manusia.
“Tubuh manusia ini didominasi oleh kandungan air. Sebenarnya mencuci ini adalah berhubungan dengan kebersihan lahir dan batin, air juga melambangkan sumber kehidupan di di bumi,” terangnya.
Dalam tradisi Siraman Panjang, pihaknya juga berpesan kepada masyarakat untuk mengharap berkah dan ridho dari Allah SWT yang diutarakan melalui setiap doa yang diucapkan selama prosesi Siraman Panjang.
“Intinya kita memperingati kelahiran Kanjeng Nabi Muhammad SAW, dimana kita berharap ridho dan keberkahan dalam sebuah tradisi yang mengandung dia kepada Allah SWT,” pungkasnya.(Frans/Job/FC)
Discussion about this post