KAB. CIREBON, (FC).- Setelah menyelesaikan rangkaian ibadah haji di Tanah Suci. Jemaah haji asal Kabupaten Cirebon akan kembali ke Tanah Air secara bertahap sesuai kelompok terbang (kloter).
Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cirebon, H Yuto Nasikin kepada wartawan mengungkapkan, kepulangan pada musim haji tahun ini itu mekanismenya dirubah, yang semula biasanya dari Bandara ke Debarkasi kemudian baru ke Asrama Haji Watubelah. Kini dipangkas yaitu dari Bandara langsung ke Asrama Haji Watubelah.
“Jadwal kepulangan pertama hari Rabu (12/7). Yaitu kloter 4. Landing sekitar pukul 23.50 WIB di Kertajati, kalau diestimasikan sampai di Asrama Haji Watubelah pukul 03.00 WIB karena ada proses imigrasi, proses pemeriksaan dokumen dan pembagian konsumsi air Zamzam,” kata H Yuto Nasikin di ruang kerjanya, Senin (10/7).
Kepulangan berikutnya adalah kloter 7 yaitu tiba di bandara pada Minggu (16/7) sekitar pukul 12.50 WIB dan akan tiba di Asrama Haji Watubelah pukul 14.40 WIB.
Selanjutnya, kloter 13 tiba di bandara Sabtu (22/7) pukul 09.25 WIB dan akan tiba di Asrama Haji Watubelah pukul 12.25 WIB. Selanjutnya, kloter 16 tiba di bandara Senin (24/7) pukul 20.25 WIB dan akan tiba di Asrama Haji Watubelah pukul 23.25 WIB.
“Kloter 19 tiba di bandara Jumat (28/7) pukul 01.25 WIB dan akan tiba di Asrama Haji Watubelah pukul 03.25 WIB. Kemudian Kloter 23 tiba di bandara Selasa (1/8) pukul 14.24 WIB dan akan tiba di Asrama Haji Watubelah pukul 17.24 WIB dan kloter terakhir yaitu Kloter 24 akan tiba di Kabupaten Cirebon atau tiba di bandara Rabu (2/8) pukul 15.24 WIB dan akan tiba di Asrama Haji Watubelah pukul 18.24 WIB,” katanya.
Dikatakan Yuto sapaan akrabnya, tahun ini para jemaah haji akan mendapatkan 10 liter air Zamzam. Di antaranya 5 liter air Zamzam diberikan secara langsung, kemudian 5 liter lagi nanti didistribusikan dikemudian harinya.
“Penambahan air Zamzam itu ide Gus Menteri, baru tahun ini, karena tidak boleh membawa bawaan yang banyak, makanya langsung penambahan 5 liter lagi, tapi dengan catatan jemaah haji dilarang membawa air Zamzam di kopernya,” terangnya.
Diceritakannya, ide Gus Menteri (penambahan air Zamzam) itu karena di kloter awal banyak jemaah yang membawa air Zamzam di dalam koper, dan dalam pemeriksaan x ray di bandara rata-rata terkena, yang berujung dibongkar semua.
“Batasan jatah air Zamzam itu 5 liter. Di sana x ray ketat. Ketika ada air Zamzam ketahuan dibongkar semua. Kebijakan itu semata-mata menyelamatkan takut bawaan yang berharga lainnya disita semua. Pokoknya setiap jemaah haji mendapatkan jatah dari pemerintah 10 liter,” kata Yuto.
“Termasuk yang meninggal juga dapat 10 liter air Zamzam. Masalah asuransi yang meninggal itu sebesar pembayaran BPIH. Dan akan dibayar secepatnya, begitu kepulangan kloter tersebut nanti bisa langsung diproses,” imbuhnya.
Menurutnya, ada 4 jemaah asal Kabupaten Cirebon yang meninggal dunia di Tanah Suci. Diakuinya, yang meninggal dunia rata-rata sakit, di usia lansia ada yang 83 tahun, 82 tahun dan 75 tahun.
“Yang meninggal ada yang sudah selesai melaksanakan semua rukun haji dan ada yang belum, bahkan ada yang meninggal di Madinah. Ketiganya meninggal di Makkah. Kesemuanya sudah dipulasarakan di Makkah dan tidak ada yang dibawa pulang ke Tanah Air,” pungkasnya. (Ghofar)
Discussion about this post