KOTA CIREBON, (FC).- Puluhan warga di Kelurahan Cangkol Utara, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon mengalami keracunan massal setelah mengosumsi makanan saat menghadiri acara sosialisasi tentang kesehatan di Puskesmas Cangkol, Jumat (25/10).
Hingga kini, beberapa korban keracunan tersebut masih mendapatkan perawatan intensif di berbagai rumah sakit di Kota Cirebon.
Salah satu korban, Khanifah, saat ini masih terbaring lemas di Rumah Sakit Pelabuhan, setelah gejala keracunan yang dialaminya semakin parah.
“Kondisi kakak saya masih lemas di rumah sakit sejak Senin. Dia terindikasi keracunan sejak Sabtu, namun baru dibawa ke rumah sakit ketika kondisinya memburuk,” ujar Muslimin, kakak Khanifah, Selasa (29/10).
Muslimin meminta pihak penyelenggara, ITEKES Mahardika, untuk bertanggung jawab atas insiden keracunan yang menimpa 44 orang tersebut. Ia menyayangkan belum adanya kunjungan atau itikad baik dari pihak Mahardika terhadap para korban.
“Pihak penyelenggara harus menjelaskan terkait pemesanan makanan ringan yang menyebabkan keracunan ini. Hingga kini, belum ada perwakilan Mahardika yang membesuk para korban,” tegasnya.
Menurut data dari Dinas Kesehatan Kota Cirebon, sebanyak 44 warga terdampak dalam insiden ini, dan sembilan orang di antaranya masih dirawat di rumah sakit. Muslimin berharap agar pihak penyelenggara bersedia memberikan penjelasan dan bertanggung jawab secara terbuka.
“Jangan hanya pemerintah atau Puskesmas yang memberikan penjelasan, tapi pihak Mahardika juga harus transparan terkait sumber makanan yang menyebabkan keracunan ini,” ujar Muslimin.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon, dr. Hj. Siti Maria Listiawaty, menjelaskan insiden tersebut terjadi setelah berlangsungnya kegiatan Sosialisasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang diadakan oleh sebuah lembaga perguruan tinggi, yang bekerja sama dengan Puskesmas Cangkol.
“Pada hari kedua kegiatan, pihak kampus menyediakan 62 paket snack untuk konsumsi peserta acara ini. Kegiatan ini sebenarnya bertujuan baik untuk mendukung kesehatan masyarakat,” ujar dr. Maria.
Dari hasil pemeriksaan awal, kata dr. Maria, tercatat ada 44 korban yang diduga mengalami gejala keracunan, terdiri dari 30 kader, 1 mahasiswa, dan 13 pegawai Puskesmas beserta keluarga mereka.
“Saat ini, sampel makanan telah dikirim ke Labkesda Provinsi Jawa Barat untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,” katanya.
Menurut dr. Maria, dalam kotak snack tersebut terdapat empat jenis makanan, yaitu bolu kukus, dodol wijen, roti goreng, dan lemper. Namun, kepastian apakah keracunan ini disebabkan oleh makanan atau bukan masih menunggu hasil uji laboratorium.
“Kami masih menunggu hasil uji lab untuk memastikan sumber keracunan ini. Hasilnya bisa diketahui antar 2 minggu sampai 1 bulan,” jelas dr. Maria. (Frans)
Discussion about this post