KAB. CIREBON, (FC).- Kekeringan lahan pertanian akibat kemarau di Desa Buyut, Kecamatan Gunungjati semakin buruk. Yang awalnya hanya 3 blok yang kekeringan, sekarang mencapai 4 blok yang mengalami kekeringan. Di antaranya, Blok Jombor, Blok Simas, Blok Widara, Blok Brete.
Dari empat blok itu, ada sebanyak 50 hektare sawah mengalami kekeringan. Saking keringnya, tanah pada sawah tersebut sampai retak. Akibatnya, padi yang ditanam petani pun terancam gagal panen.
“Ini sih sudah kemungkinan besar gagal panen. Karena sudah retak dan kering sekali,” tutur Kepala Dusun (Kadus) Desa setempat, Lani Martiono, Rabu (14/8).
Kata Lani, sejumlah sawah di blok tersebut merupakan sawah tadah hujan. Setiap tahunnya, ada yang dua kali tanam padi karena dekat dengan sungai. Ada juga yang satu kali tanam karena jauh dari sungai.
Namun, untuk tahun 2024 saat ini, ada pompa air yang didukung oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Buyut. Sehingga, sebagaian besar petani mencoba dua kali tanam.
“Biasanya satu kali. Tapi tahun ini, petani coba dua kali musim tanam, karena ada ada pompa air. Setiap hari kita pompa, tapi sayang tidak nyampe airnya, sehingga kekeringan,” terangnya.
Menurutnya, satu mesin pompa air yang ada dianggap sangatlah kurang. Karena hanya bisa mengairi sawah yang dekat dengan sungai. Namun 50 hektare sawah yang jauh dari sungai mengalami kekeringan.
“Mesin pompa cuma satu, jadi masih kurang, banyak yang kekeringan,” jelasnya.
Sementara itu, Kuwu Desa Buyut, Wandi membenarkan 50 hektare sawah di Desa Buyut mengalami kekeringan. Bahkan, bila digabung dengan desa tetangga, sawah yang mengalami kekeringan mencapai 100 hektare sawah.
“Disini kalau musim tanam pertama hanya mengandalkan hujan. Kalau musim tanam kedua, petani hanya mengandalkan sistem air giliran. Jadi kadang sampai airnya, dan kadang tidak,” terangnya.
Pihaknya dari Pemdes sudah berupaya dengan memasangkan pompa air selama 24 jam non stop, agar bisa dua kali tanam dalam setahun. Sayangnya, upaya tersebut tidak maksimal.
Kabar baiknya, tahun 2024 pihaknya juga bakal menerima bantuan pompa air. “Pompa ada satu, rebutan jadi kurang. Alhamdulillah tahun ini dapat tapi belum keluar. Hanya informasi bulan ini, akan ada bantuan cash untuk membeli pompa 6 inchi,” tandasnya.
Menurut Wandi, meski pun ada dua pompa air dengan 6 inchi, masi belum bisa mengatasi permasalahan pertanian yang ada di Desa Buyut.
“Kalau bantuan yang diberikan yang ukuran 8 inchi, mungkin bisa mengairi semua. Tapi hanya 6 inchi. Mudah-mudahan bisa terairi semua,” tandasnya.
Kata Wandi. Selain karena kekeringan. Kendala lainnya juga karena hama tikus. Sehingga, petani merasa kesulitan untuk bertahan agar padi tersebut bertahan. (Ghofar)