Oleh: Abdul Mukhit
Insitut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon Komunikasi Penyiaran Islam
Manusia terlahir atas sebuah fitrah yang telah diberikan oleh sang pencipta. Tidak heran jika seseorang memikul sebuah beban pada dirinya masing-masing, dan dari fitrah itulah manusia mempunyai kewajiban untuk menyampaikan pesan yang berisi tentang ajaran yang telah dibawakan oleh utusan-Nya. Islam berkembang sangatlah pesat lika-liku dalam penyampaian ajaran yang dibawakan oleh utusan-Nyapun mengikuti suatu peradaban zaman. Sampai suatu ketika dizaman era teknologi inilah manusia lalai dan dibutakan bahkan diperbudak oleh teknologi tanpa ingat kepada apa yang telah diberikan oleh penciptanya. Namun disamping itu semua, era teknologi ini merupakan suatu keajaiban yang membludak bahkan merupakan wadah yang besar untuk menyebarluaskan ajaran yang telah dibawakan oleh utusan-Nya melalui media sosial.
Keajaiban fenomena dalam teknologi ini banyak yang memanfaatkan untuk mensejahterakan sesamanya bukan hanya dalam sosial, dan budaya saja. Namun maraknya teknologi ini banyak yang digunakan untuk media berdakwah. Tentu saja dalam melalui media sosial, yang mana bisa melalui, Artikel, Youtobe, Facebook, Instagram, Line, Whatsapp dll.
Perlu diketahui bahwa kita terlahir dari peradaban zaman yang tidak mudah untuk mengikutinya, maka mau tidak mau kita harus bisa untuk mengikuti zaman ini. Mungkin tidak dapat dipungkiri bahwa di zaman teknologi ini banyak merubah suatu kaum, baik itu individu maupun kelompok dan menjadi seorang yang bisa dikatakan tidak dapat dijadikan contoh dan landasan yang baik untuk diteladani. Tetapi, disamping semua ini kita dapat mengambil hal yang sangat positif akan peradaban zaman ini. Kita dapat berfikir dengan secara jernih dan tentu bisa membedakan bahkan menerapkan mana yang dapat kita jadikan teladan dan mana yang harus kita buang.
Keajaiban media sosial merupakan jurus yang ampuh untuk merubah seseorang dari jauh kejalan-Nya menjadi kembali lebih dekat kejalan yang telah diridhoi oleh-Nya. Apalagi kita dihadapkan dalam musibah yang sangat menyengsarakan semuanya bukan? Hampir seluruh dunia dihadapkan bahkan diuji oleh musibah ini yakni Covid-19, yang mana seluruh manusia diharapkan untuk berdiam diri, berjaga jarak, menerapkan protokol kesehatan, bahkan dalam mencari ilmupun untuk tetap diam dirumah saja, dengan kata lain diharapkan untuk mengakses dan memberlakukan media online. Keajaiban media sosial ini muncul dengan segala apa yang dibutuhkan oleh mereka, terutama dalam hal mencari ilmu. Media sosial hadir dengan berbagai ajudan-ajudannya yakni adanya artikel-artikel sosial, ilmiah atau bahkan keagamaan, adanya Facebook, bahkan Youtube yang mana berisi suatu manfaat yang besar dalam kehidupan, baik itu menjadikan pribadi yang baik, menjadi suri tauladan yang dapat dicontoh untuk sesamanya, bahkan merangkul dan menjadikan mereka sosok yang yang selalu berada didalam ridho-Nya.
Manusia selalu berlomba dalam menerapkan dan mensyiarkan agama yang telah dibawakan oleh utusan-Nya. Keajaiban-keajaiban ini muncul dan membludak di era teknologi ini Ulama-ulama besar, Kyai, bahkan Ustadz maupun Ustadzah bermunculan dan hadir untuk mereka-mereka yang membutuhkan ilmu, solusi, bahkan perkara-perkara yang mereka sendiri bingung untuk memecahkannya. Mereka mencurahkan segala ilmu dan penyampaiannya tidak hanya secara langsung namun mereka memasukannya dengan cara pengaplikasian ke Media Sosial. Media sosial dianggap sangat praktis untuk hal menyebarkan ajaran yang telah dibawakan oleh utusan-Nya. Pada dasarnya Media Sosial ini merupakan penerapan yang tepat dalam berdakwah di era teknologi dimana seseorang dapat mudah untuk mencari suatu pesan keagamaan yang dapat dijadikan landasan untuk sehari-hari.
Keajabaian Media Sosial diera zaman teknologi ini sangat membantu peranan dalam penyampaian dakwah dan sangat efektif dikala seseorang tidak dapat melihat dakwah dari suatu majelis yang penyampaiannya secara langsung disitulah keajaiban Media Sosial datang seseorang dapat melihat kemudian mengaksesnya melalui Youtobe, Facebook, Instagram dll.
Seperti yang saya ketahui dibalik penerapan Media Sosial sebagai wadah untuk berdakwah ini, banyak sisi positif dan negatifnya, didalam penyampaian dakwah di Media Sosial penceramah diharapkan bisa menebarkan kebaikan yang mana tidak menyinggung perasaan dari golongan-golongan yang berbeda pendapat dengan orang lain. Dengan kata lain tidak menebarkan pesan dakwah yang bersifat radikalisme yang mengedepankan aliran-aliran yang memecah belah ajaran yang telah dibawakan oleh utusan-Nya.
Sebagai seseorang yang mengakses pesan dakwah baik itu dari Youtube, Facebook, maupun Instagram, kita harus bisa mengolah apa yang beliau-beliau ucapkan, terlebih dalam masalah ajaran yang telah dilakukannya. Ketika dihadapkan dengan suatu perkara kita jangan selalu menganggapnya benar, kita harus bisa berfikir secara kritis dan rasional agar kita tidak salah dalam mengambil sebuah kesimpulan pada penyampaian yang dilakukan oleh beliau. Kita juga harus bisa membandingkan, memperbanyak sumber, memakai ijma’ para Ulama, yang sesuai dengan Nash-nash didalam Al-Qur’an.