MAJALENGKA, (FC).– Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, menyebut angka penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) dari tahun 2021 hingga 2023 mengalami penurunan.
Meskipun demikian, Kepala Dinkes Majalengka, Agus Susanto, menegaskan bahwa upaya pencegahan dan penanggulangan masih perlu terus dilakukan, karena setiap kasus DBD masih mengindikasikan adanya faktor lingkungan yang perlu diperbaiki.
Menurutnya, walaupun jumlah kasus DBD menurun, masih ada faktor-faktor lingkungan yang perlu diperhatikan, seperti genangan air di tempat-tempat yang tidak seharusnya.
Begitu juga, kata dia, penumpukan sampah akan berpotensi menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk Aedes aegypti, serta kurangnya kesadaran dalam menjaga kebersihan lingkungan secara berkala.
“Selama masih ada yang terjangkit DBD, masih ada ruang untuk perbaikan, terutama dalam hal menjaga kebersihan lingkungan,” ujar Agus Susanto, Kamis (7/3).
Oleh karena itu, menurutnya, peran aktif dari seluruh lapisan masyarakat sangat diperlukan, untuk mengidentifikasi dan mengatasi potensi bahaya yang dapat menyebabkan peningkatan kasus DBD.
Selain upaya langsung, Dinkes Majalengka juga melakukan pendekatan edukasi dan sosialisasi tentang cara-cara antisipasi DBD kepada masyarakat melalui media sosial.
Hal itu meliputi pengetahuan tentang cara membersihkan bak mandi, menjaga kebersihan tempat penampungan air serta mengimbau agar masyarakat senantiasa menjaga kebersihan lingkungan, terlebih saat ini tengah musim hujan.
“Peningkatan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dengan baik menjadi kunci utama dalam upaya pencegahan DBD,” ujarnya.
Untuk itu, maka Kepala Dinkes Majalengka mengajak kepada seluruh warga masyarakat untuk terus bergotong royong dalam menjaga kebersihan, agar terhindar dari penyebaran penyakit DBD serta demi menciptakan lingkungan yang nyaman dan sehat.
Terpisah Kades Tegalaren Kecamatan Ligung, Heru Hermawan menyambut baik himbauan Kadinkes Majalengka agar masyarakat waspada terhadap atas wabah DBD. Pihaknya selalu menekankan kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan, terutama 3 M.
Di dikatakannya air yang tergenang adalah sumber berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti. Dari itu masyarakat diharap membersihkan saluran air, menutup tempat air, serta menabur bubuk Abate.
“Alhamdulillah, Pemdes Tegalaren selalu mensosialisasikan hidup bersih di tengah musim hujan seperti sekarang ini. Karena sumber dari segala penyakit asalnya dari lingkungan yang kotor,” ucap Kades Heru. (Munadi).
Discussion about this post