KOTA CIREBON, (FC).- Nama Kartimi dalam kontestasi Pemilihan Rektor (Pilrek) IAIN Syekh Nurjati Cirebon diprediksi menjadi kuda hitam. Sang guru besar Pendidikan IPA itu dinilai banyak pihak bakal jadi kandidat kuat.
Terlebih, Kartimi kini resmi menyandang gelar profesor setelah SK Mendikbud Nomor 64894/MPK.A/KP.07.01/2022 tentang Kenaikan Jabatan Akademik/Fungsional Dosen turun pada 18 Oktober 2022. Gelar akademiknya bertambah menjadi Prof. Dr. Kartimi, M.Pd.
Dalam konteks Pilrek IAIN Cirebon, Prof. Kartimi pun jadi salah satu dari 4 Bakal Calon (Balon) Rektor yang bergelar profesor. Di saat yang sama Prof. Kartimi adalah satu-satunya Balon Rektor perempuan yang berstatus guru besar.
Dari sisi perlunya guru besar sebagai pejabat rektor, IAIN Cirebon sedang menempuh alih status kelembagaan dari PTKIN bertaraf institut menjadi universitas.
Dalam waktu dekat, IAIN Cirebon segera bertransformasi menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) atau Universitas Islam Siber Syekh Nurjati Indonesia (UISSI) sesuai rencana pada Rakerpim di salah satu hotel di Kabupaten Kuningan pada Januari 2022.
Di sisi lain, dalam Permenag RI Nomor 68 tahun 2015 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Rektor dan Ketua pada Perguruan Tinggi Keagamaan yang Diselenggarakan oleh Pemerintah disebutkan Calon Rektor Universitas harus memiliki jabatan fungsional profesor.
Saat ini, dari 9 Balon Rektor IAIN Cirebon hanya 4 yang bergelar profesor. Sementara 5 lainnya masih bergelar lektor kepala. Lektor kepala dibolehkan maju sebagai Balon Rektor sebab IAIN Cirebon masih bertaraf institut.
Namun begitu, dengan mempertimbangkan progres IAIN Cirebon menjadi universitas, Balon Rektor bergelar profesor dipandang punya nilai plus. Yakni tidak berbenturan dengan Permenag nomor 68 tahun 2015 saat IAIN Cirebin berhasil menjadi universitas.
Dari sisi perlunya perempuan menjadi rektor, saat ini baru sekitar 12 persen saja rektor PTKIN dari kalangan perempuan. Jumlahnya hanya 7 saja dari 58 PTKIN yang ada saat ini. Jika bicara kesetaraan, maka dibutuhkan 29 rektor perempuan di lingkungan PTKIN.
Salah satu fokus Kemenag RI dalam menciptakan keadilan gender ialah memberi kesempatan berimbang pada kalangan perempuan menempati jabatan strategis di lingkungan Kemenag RI.
Pada Pilrek IAIN Cirebon, hanya ada dua Balon Rektor perempuan. Prof. Kartimi adalah salah satunya. Status guru besar dan perempuan adalah dua hal yang melekat pada diri Prof. Kartimi.
Sosok Prof. Kartimi bukan orang baru yang mengiringi perkembangan IAIN Cirebon. Prof. Kartimi sudah mengabdi di kampus tersebut sejak tahun 2005 sebagai dosen Kimia di Jurusan Tadris Biologi. Saat itu, IAIN Cirebon masih berstatus STAIN Cirebon.
Karir Prof. Kartimi terus menanjak. Pada 2006, Prof. Kartimi diangkat sebagai Kepala Pusat Laboratorium Biologi STAIN Cirebon. Selang 4 tahun, STAIN Cirebon bertransformasi menjadi IAIN Cirebon.
Transformasi itu membuat karir Prof. Kartimi kembali menanjak. Sejak 31 Maret 2011, Prof. Kartimi diangkat sebagai Ketua Jurusan Tadris IPA Biologi IAIN Cirebon sampai tahun 2019.
Kemudian Prof. Kartimi ditugaskan sebagai Kepala Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) di kampus tersebut. Dalam tugasnya, Prof. Kartimi bertanggungjawab pada penjaminan mutu dan sistem penyelenggaraan pendidikan di kampus.
Selang setahun, Prof. Kartimi ditunjuk menjadi Wakil Rektor II IAIN Cirebon. Selama dua tahun menduduki jabatan tersebut, Prof. Kartimi banyak terlibat dalam proses transformasi IAIN Cirebon.
Mulai dari perubahan Satker Penerimaan Negera Bukan Pajak (PNBP) menjadi Badan Layanan Umum (BLU) yang sudah terealisasi di IAIN Cirebon tahun ini.
Saat ini, Prof. Kartimi mendampingi Rektor IAIN Cirebon bersama unsur pimpinan lain mengupayakan transformasi kelembagaan IAIN Cirebon menjadi PTKIN bertaraf universitas.
Prof. Kartimi diketahui aktif membangun jejaring. Hal itu dilakukan sebagai tanggung jawabnya menjadi pejabat tinggi IAIN Cirebon yang sedang punya hajat besar. Yakni mewujudkan transformasi kelembagaan.
Prof. Kartimi terus meningkatkan kecakapan membangun jejaring sekaligus mengasah keterampilan leadershipnya. Prof. Kartimi pun telah menjadi alumni Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (MKNU).
MKNU merupakan program untuk menyiapkan pengurus atau peminpin NU masa depan, baik untul tingkat ranting, cabang, wilayah, ataupun pengurus pusat.
Prof. Kartimi pun sejak SD menjadi murid di Madrasah Nahdlaltul Ulama asuhan Kiaya Sanuri, Pengurus NU Kabupaten Cirebon.
Terkait rencana tranformasi IAIN Cirebon menjadi PTKIN bertaraf universitas, Kementrian Agama telah melakukan studi banding ke universitas berbasis siber di Korea Selatan, Hankuk University pada Oktober 2022.
Dalam momen itu Prof. Kartimi menjadi satu-satunya pejabat dari IAIN Cirebon yang ikut mendampingi Menteri Agama, K.H. Yaqut Cholil Qaumas dan Dirjen Pendidikan Islam, Prof. Moh. Ali Rhamdani berkunjung ke Hankuk University. (Agus)
Discussion about this post