KOTA CIREBON, (FC).- Pegawai honorer di Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Cirebon, minta diikutsertakan menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K).
Sebagai informasi Pegawai honorer di DPKP Kota Cirebon, saat ini terdapat 264 orang. Tahun 2022 lalu, tidak ada formasi perekrutan P3K untuk format tenaga teknis Dinas Damkar.
Pegawai honorer DPKP Kota Cirebon ingin agar di Tahun 2023 ini, ada perekrutan P3K untuk formasi tenaga teknis dari Dinas Damkar.
Kepala Dinas DPKP Kota Cirebon Adam Nuridin usai rapat kerja dengan Komisi I DPRD Kota Cirebon, Senin (16/1) menjelaskan, selain mengusulkan formasi untuk tenaga teknis DPKP, pihaknya juga ingin agar formasi yang spesifiknya disesuaikan dengan kondisi para honorer yang ada di DPKP.
Sebelumnya, tenaga teknis DPKP diusulkan sebanyak 48 orang untuk tenaga terampil, 57 pemula tenaga, dan 5 tenaga ahli. Yang jadi persoalan, untuk mendaftar seleksi P3K tenaga terampil, syaratnya adalah minimal kualifikasi pendidikan D3.
Di sisi lain, sambung Adam, mayoritas tenaga honorer di DPKP Kota Cirebon, kualifikasi pendidikannya hanya SLTA. Sehingga pihaknya ingin agar spesifikasi formasi yang diusulkan untuk tenaga teknis DPKP, bisa disesuaikan dengan syarat kualifikasi pendidikan yang minimal SLTA.
“Daripada formasi tenaga terampil itu, tidak bisa terisi oleh anak-anak kita (honorer di Damkar), saya meminta dirubah spesifikasi formasinya, jadi tenaga pemula saja yang diperbanyak,” ujar Adam.
Menurutnya, untuk tenaga pemula, syarat minimal kualifikasi pendidikan untuk mendaftar P3K, diperbolehkan hanya jenjang SLTA. Untuk junlah formasinya, dia berharap minimal 100 formasi lowongan, bertahap tahun berikutnya juga diusulkan lagi 100 orang.
“Nanti sebelum diusulkan ke Kemenpan, kita mau lihat dulu formasi kami (DPKP) yang mau dikirimkan oleh BKPSDM berapa banyak, dan spesifikasinya harus tenaga pemula,” tegasnya.
Hal ini, bertujuan agar tenaga honorer di DPKP dapat kejelasan terkait masa depan mereka. Mengigat dari ratusan tenaga honorer DPKP itu, memiliki resiko kerja yang tinggi, bahkan bisa sampai bertaruh nyawa.
Selain itu, sambung Adam, di antara ratusan tenaga honorer DPKP itu, masa pengabdiannya sudah bertahun-tahun. Bahkan, ada yang sudah mengabdi selama 17 tahun. (Agus)
Discussion about this post