KOTA CIREBON, (FC).- Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Cirebon, Majelis Wilayah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KW KAHMI) Jawa Barat akan menggelar edukasi publik yang dikemas dalam diskusi.
Dalam diskusi tersebut akan diundang para narasumber yang ahli di bidangnya masing-masing seperti ahli hukum, akademisi, praktisi politik, budayawan, dan tokoh masyarakat.
“Tujuannya, kita ingin melakukan pendidikan politik kepada publik terutama generasi muda bahwa Pilkada merupakan momentum yang sangat penting untuk menjaring calon-calon pemimpin di daerah Kota atau Kabupaten maupun Provinsi yang betul-betul memiliki kemampuan yang mumpuni sehingga pemimpin tersebut bisa membawa perbaikan pembangunan di wilayah yang dipimpinnya,” katanya, Selasa (23/7).
Menurutnya, edukasi politik kepada masyarakat perlu digalakkan karena pelaksanaan demokrasi di Indonesia termasuk di dalam pelaksanaan Pilkada ini masih ditemukan banyak tindak-tindakan yang melanggar undang-undang seperti money politik.
“Sudah menjadi pengetahuan publik adanya money politik atau pragmatisme. Rekrutmen atau pelaksanaan Pilkada dengan cara-cara yang melanggar undang-undang ini sangat mencerdai demokrasi kita dan ini membahayakan masa depan bangsa. Produk money politik tentu akan melahirkan kepala daerah yang terbebani oleh hal-hal yang pragmatis sehingga dia tidak memiliki gagasan bagaimana membangun Kota/Kabupaten yang dipimpinnya,” ujarnya.
Ia menambahkan, seharusnya seorang pemimpin memiliki amanah atau tugas yang besar seperti menciptakan kesejahteraan, meningkatkan kecerdasan, melindungi hak-hak warga dan menciptakan perdamaian.
“Ini menjadi tugas seorang pemimpin, oleh karena itu kita tahu bahwa Pilkada ini sarana kebaikan untuk menjaring pemimpin-pemimpin yang mumpuni, maka kita harus mengajak dengan seluruh elemen masyarakat untuk peduli dengan Pilkada ini,” pungkasnya. (Frans)
Discussion about this post