KAB. CIREBON, (FC), Rabu 28 April yang lalu, 11 Pemuda asal Cirebon berangkat menuju Istana Negara Jakarta dengan membawa petisi tolak sekolah online kepada Presiden Joko Widodo.
Tidak main-main, mereka harus berjalan kaki sepanjang 200 KM untuk sampai ke Istana Negara.
Berdasarkan keterangan yang diperoleh FC, rombongan kini telah sampai di Jakarta dan akan menggelar aksi didepan istana esok hari, Kamis (6/5) pagi sekitar pukul 09.00 WIB.
Namun perjalanan mereka tak semulus yang dibayangkan, baru saja memasuki wilayah Indramayu, salah satu peserta aksi harus kembali ke Cirebon.
Selang sehari berikutnya, rombongan peserta akis kembali berkurang karena satu lagi peserta aksi tidak bisa melanjutkan perjalanan.
Tidak sampai disitu, rombongan sempat berhenti ketika akan memasuki perbatasan Indramayu-Subang karena Koordinator Aksi Qorib Magelung Sakti mengalami cidera pada kedua telapak kakinya.
Akan tetapi hal tersebut tidak membuat surut langkah mereka untuk menyampaikan petisi kepada Presiden agar kembali dibuka Pembelajaran Tatap Muka.
Aksi mereka dengan berjalan kaki menuju Istana banjir dukungan, selama perjalanan, mereka terus mendapatkan suport dari berbagai kalangan baik dari Organisasi Masyarakat, Pemerintah Desa, kalangan Pesantren, sampai dengan Politisi.
Bahkan, Qorib juga mendapatkan bantuan kursi roda untuk membantu Qorib melanjutkan perjalanan.
Mereka mengaku mendukung penuh gerakan tersebut, karena semua demi kebaikan anak bangsa yang merindukan lingkungan sekolahnya.
Kini mereka telah sampai Jakarta, menurut Qorib yang disampaikan melalui tulisannya, kondisi peserta aksi meski mengalami sakit pada bagian kaki.
Namun mereka akan tetap melangsungkan aksi mereka didepan Istana Negara.
“Sekarang peserta aksi mengalami bengkak pada kaki, hari ini kami istirahat sebelum besok pagi kami akan melakukan aksi didepan Istana. Insha Allah ada dukungan lagi dari rekan-rekan kami yang ada di Cirebon yang rencananya mau datang kesini (Jakarta) melakukan aksi bersama kami, doakan saja kawan-kawan,” kata Qorib. (Muslimin)