KOTA CIREBON, (FC).- Kapokja Vokasi Kadin Jawa Barat, Hadi S. Cokrodimedjo mengatakan, sekitar 60 persen industri manufaktur ada di Jawa Barat.
Secara nasional, capaian investasi Jawa Barat adalah yang terbesar. Akan tetapi, angka pengangguran masih tetap tinggi, mencapai 3 juta orang.
Hal tersebut diungkapkan Hadi saat menghadiri Gebyar Industri dan Pariwisata (GIP) 2023 yang digelar Kadinda Kota Cirebon, Selasa (25/10).
“Investasi terbesar ada di Jawa Barat. Tapi kenapa pengangguran terbesar ada di Jawa Barat,” kata Hadi
Disebutkan, dari 120 Kawasan Industri yang ada di Indonesia, sebanyak 35 berada di Jawa Barat.
Tetapi hal itu belum berimpact kepada UMKM dan UKM.
Kondisi ini, kata Hadi, terjadi karena banyak perusahaan besar dari luar negeri yang membawa UMKM nya sendiri.
Sementara, perkembangan industri secara global saat ini mengalami perubahan besar yang sangat signifikan.
Perubahan besar terjadi tidak hanya karena geopolitik dan geoekonomi, tetapi juga karena kemajuan teknologi.
“Teknologi begitu pesat. Perubahan industri begitu cepat menuju efisiensi dan efektifitas industri, sudah tidak mass production ataupun buruh yang banyak, ini akan berkurang,” ungkap Hadi.
Indonesia saat ini menempati posisi 6 besar negara ekonomi terbesar dunia.
PDRB nasional saat ini mencapai US$ 4 triliun di bawah China, Amerika, Jerman, Jepang dan Rusia.
“Ini sudah sangat luar biasa. Kita berharap di tahun 2045 di urutan kelima,” ucapnya
Namun yang terpenting, lanjutnya, bukan soal besarnya makro ekonomi, tetapi bagaimana ekonomi di daerah bisa merata.
“Kalau kita lihat angka PDRB yang begitu besar, tapi angka pengangguran kita masih cukup tinggi. BPS mengatakan sekitar 15 juta, tapi hitungan kami lebih, capai 25 juta,” ungkapnya.
Begitu juga dengan jumlah PHK, BPS mengatakan 200 ribu orang tapi Kadin mencatat jumlah PHK mencapai 1 juta orang.
Menurutnya, tingginya pengangguran ini karena beberapa faktor masalah, antara lain sumber daya manusia (SDM).
“Di Asean posisi SDM kita masih nomor 6. Kita di bawah Singapura, di bawah Thailand, Malaysia, Philipina dan Vietnam. Itu sisi negatif kita,” ujarnya
Sementara dari sisi positifnya, Indonesia punya living stock pangan yang sangat besar.
“Mungkin setelah Brazil, India, kita nomor 3. Kita punya cadangan pangan potensi yang luar biasa. Cadangan energi geothermal yang terbesar di dunia, gas minyak pun kita punya,” jelasnya.
“Masalahnya adalah bagaimana SDM kita siap mengantisipasi. Bagaimana regulasi, aturan yang menguntungkan kemandirian bangsa,” ungkapnya. (Andriyana)
.