KOTA CIREBON, (FC).- Harga telur ayam yang melonjak masih meresahkan masyarakat. Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga membenarkan bahwa harga telur ayam saat ini tengah tinggi.
Kementerian Perdagangan yakin bisa menekan lonjakan harga dengan berbagai strategi, mulai dari secara masif mengecek harga dan pasokan di pasar-pasar setiap hari.
“Itu menjadi salah satu solusi, mudah-mudahan ini bisa kita tekan dan antisipasi dan solusi supaya harga telur turun,” katanya.
Selain itu, Kemendag juga akan terus berkoordinasi dengan asosiasi peternak untuk meminta masukan-masukan. Jerry juga memastikan masalah kenaikan harga telur ayam ini akan menjadi prioritas untuk ditekan agar harganya turun.
“Tentu kami mengecek, memastikan distribusinya, demand-nya, permintaan memang tengah tinggi. Intinya insyaallah harga bisa turun dan bisa normal. Kita coba terus untuk menelaah mencari solusinya,” jelasnya.
Berkaitan dengan penyebab harga telur yang naik, Jerry mengatakan karena permintaan yang tinggi, kemungkinan juga ada masalah dalam distribusi serta mekanisme pasar. Meski begitu, Jerry memastikan saat ini stok aman.
“Stok aman persediaan aman, pak Menteri dan saya juga jajaran Kemendag terus memastikan stok aman dan ketersediaan aman di pasar. Kami ke pasar setiap hari, kami mengecek dan mengevaluasi, memastikan juga distribusinya,” lanjutnya.
“Kita terus coba berusaha keras kalau harga-harga yang lain saja bisa turun, tapi mungkin ini (telur) butuh waktu. Kita terus bekerja sama dengan seluruh stakeholder, evaluasi ke bawah, ke pedagang menanyakan apa yang menjadi tantangan ke depan,” tutupnya.
Di Kota Cirebon sendiri, harga telur di Pasar Tradisional Jagasatru, tembus hingga Rp31.000 per kilogram. Kenaikan harga telur ini diduga adanya pengurangan produksi telur di peternak.
Ika Soleha, salah satu penjual telur di Pasar Jagasatru mengakui, harga telur saat ini sedang turun di Rp31.000 per kilogram dari yang sebelumnya mencapai Rp32.000 per kilogram.
“Sekarang sih lagi turun sebelumnya mah pas minggu kemarin itu Rp. 32.000 per kilogram,” katanya.
Harga telur yang melambung tinggi sendiri cukup mencengangkan Ika dan juga pelanggan.
“Iya, ada aja yang keluhannya kaya ‘kok kemarin segini sekarang segini’,” bebernya.
Meski begitu, karena merupakan kebutuhan pokok, stok telur yang dijual tak pernah dikurangi atau ditambah. Ika juga mengatakan, bahwa kenaikan tak membuat stok telur sebanyak 15 krat menumpuk.
“Nggak sisa kadang sehari abis atau lamanya dua hari,” ujarnya.
Adapun alasan kenaikan telur yang dikatakannya adanya upaya pengurangan produksi telur pada tingkat peternak.
Berbeda dengan Ika, Aam penjual sembako menjual dengan harga telur yang lebih murah yaitu Rp30.500 per kilogram. Perbedaan tipis harga ini juga bergantung pada distributor atau pengecer.
“Telur sekilo Rp30.500 kalau sekarang,” ucapnya. (Agus)
Discussion about this post