MAJALENGKA, (FC).- Gejolak harga beras di sejumlah pasar di Kabupaten Majalengka tampaknya hingga kini masih berlangsung.
Tingginya harga jual beras di pasaran membuat masyarakat khususnya kaum ibu kelimpungan dalam hal mengatur kebutuhan dapurnya.
Hal ini langsung disikapi oleh Pemkab Majalengka terkait tingginya harga jual beras di pasaran.
Sekda Kabupaten Majalengka, Eman Suherman mengatakan, fenomena itu menjadi salah satu perhatian utama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Majalengka.
Menurut dia, dari hasil pemantauan TPID Kabupaten Majalengka kenaikan harga beras di pasaran dipicu harga gabah kering yang merangkak naik dalam beberapa pekan terakhir.
“Harga gabahnya sudah mencapai lebih dari Rp8000 per kilogram, sehingga berdampak pada kenaikan harga beras,” kata Eman Suherman saat ditemui di Setda Kabupaten Majalengka, Selasa (26/9).
Ia mengatakan, dari pemantauan TPID saat ini harga beras di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Majalengka juga telah mencapai Rp14 ribu per kilogramnya.
Pihaknya memastikan TPID Kabupaten Majalengka langsung bertindak cepat, dan tidak berdiam diri melihat fenomena gejolak harga beras di pasaran dalam beberapa waktu terakhir.
Pasalnya, fenomena tersebut berpotensi memicu inflasi di Kabupaten Majalengka, sehingga TPID bertindak cepat untuk menyiapkan langkah-langkah antisipasinya.
“Kami dari TPID sudah membahasnya, dan mulai merumuskan langkah antisipasinya untuk mencegah inflasi akibat kenaikan harga beras,” ujar Eman.
Eman menyampaikan, jajarannya juga telah berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kabupaten Majalengka dan OPD lainnya.
Terutama mengenai pelaksanaan operasi pasar murah (OPM) khusus beras di Kabupaten Majalengka, sebagai upaya untuk mencegah inflasi akibat kenaikan harga beras di pasaran.
“Saat ini, kami sedang menyiapkan teknis pelaksanaannya seperti apa, karena gejolak harga beras ini menjadi perhatian serius TPID Kabupaten Majalengka,” kata Eman Suherman. (Munadi)
Discussion about this post