MAJALENGKA, (FC).- Memasuki H+4 Lebaran, arus balik di Gerbang Tol (GT) Kertajati Majalengka terpantau ramai lancar. Ribuan kendaraan yang didominasi plat B dari sejak pagi mulai memadati gerbang tol, Rabu (26/4).
Terpantau sejak pukul 06.00 hingga pukul 10.30 Wib sudah ada 1.043 kendaraan pribadi yang masuk melalui GT Kertajati.
“Sudah ada 1.043 kendaraan roda empat yang masuk melalui Kertajati, semua di dominasi kendaraan pribadi, kemungkinan sampai sore nanti kendaraan yang melewati gerbang tol Kertajati akan terus bertambah seiring habisnya masa mudik lebaran 2023,” kata salah seorang petugas jaga tol di GT Kertajati.
Dikatakannya, kendaraan yang masuk melalui GT Kertajati ini rata-rata berplat B dan D, mereka akan kembali ke Jakarta dan Bandung melalui tol Cipali serta yang akan masuk Cisumdawu.
Sementara yang menuju ke timur khususnya Cirebon dan Jawa Tengah pihaknya mengarahkan supaya putar balik, karena dari sejak pukul 14.00 Wib, Senin kemarin sudah diberlakukannya sistem satu arah (one way) dari timur ke barat, sehingga mereka yang mau ke arah Cirebon dan Jawa Tengah tidak bisa melalui jalan tol.
Nampak para petugas dari Polres Majalengka sibuk mengatur lalu lintas yang masuk gerbang tol, karena banyak di antara para pengemudi yang putar arah menuju jalan arteri karena tidak bisa masuk tol.
Jaki salah satu pemudik asal Tegal yang baru bisa mudik di H+4 terpaksa harus menggunakan jalan arteri untuk bisa sampai ke kampung halamannya.
Menurutnya, dari semenjak dia berangkat dari rumah menuju kampung halamannya, dia tidak bisa masuk tol. Di setiap gerbang tol dari Bekasi sampai GT Kertajati selalu disuruh putar balik.
“Sebetulnya saya tau ada sistem one way diberlakukan hari ini, dikira saya nanti jam 24.00 WIB diberlakukannya, jadi saya mencoba untuk masuk. Ternyata tidak bisa. Ya terpaksa saya harus menggunakan jalan arteri yang ada untuk sampai ke kampung halaman,” ujar Jaki.
Seperti halnya Jaki, banyak juga para pemudik yang kurang memahami diberlakukannya jam operasi sistem satu arah (one way) di Tol Trans Jawa, hingga mereka terpaksa harus putar arah dan menggunakan jalan arteri untuk sampai ke tujuan di timur jawa. (Munadi)