KAB. CIREBON, (FC).- Kampung Kerapu, begitulah program yang sedang digalakkan oleh Bidang Budidaya Perikanan Seksi Pengembangan Tekhnologi pada Dinas Kelautan dan Perikananan (Dislakan) Kabupaten Cirebon di Desa Ambulu Kecamatan Losari.
Jauh sebelum program ini digarap, Desa Ambulu sendiri telah dikenal sebagai Kampung Bandeng dan juga wisata kawasan mangrove.
Kepala Seksi (Kasie) Pengembangan Teknologi Bidang Budidaya Perikanan Dislakan Kabupaten Cirebon, Anas Gunarso mengungkapkan, Desa Ambulu ini sangatlah berpotensi menjadi Kampung Kerapu. Terlebih pada saat ini mayoritas dari masyarakatnya adalah petambak ikan bandeng.
Oleh karena itu, dirinya beserta staf bidang perikanan melakukan sosialisasi dan pelatihan untuk budidaya ikan kerapu ini pada tahun 2018 lalu, dengan melakukan uji praktek budidaya di kolam milik dinas terlebih dahulu.
“Kita, coba budidaya dulu dong, biar enak menjelaskannya karena, kalau kita gak nyoba dulu, terus ada yang nanya kita ga bisa jawab kan aneh juga,” kata Anas, Rabu (18/11).
Selain melakukan uji praktik sendiri, bidang budidaya perikanan ini pun menyiapkan beberapa bibit bagi warga yang tertarik pada budidaya ikan kerapu ini. Tentunya melewati pelatihan teori dan praktik selama 2 hari.
“Saat kita tawarkan dan sosialisasikan, ternyata beberapa warga ini menanggapi dengan positif,” tutur Anas.
Setidaknya kurang lebih terdapat 5 orang yang membudidayakan ikan kerapu. Meski begitu, ke 5 orang ini setidaknya berhasil mendistribusikan seacara mandiri ke luar kota seperti Jakarta, salah satunya.
Selama awal budidaya, kata dia, bidang budidaya perikanan membantu pelaku budidaya ini dengan memfasilitasi penjualan atau distribusi ke agen-agen dan lainnya.
“Kita bantu dengan pendampingan pada orang yang melakukan budidaya ini, baik selama masa pembibitan hingga distribusi,” ucapnya.
Hal ini diharapkan Anas, agar menularkan kepada warga desa lainnya termasuk masyarakat kecamatan lainnya.
Adapun tujuan utamanya sendiri adalah memperbaiki ekonomi masyarakat Cirebon khususnya di Losari. Karena, harga ikan kerapu yang cukup tinggi menjadikan keuntungan yang besar bagi pelaku budidaya.
“1 kg ikan kerapu berkisar 80-100 ribu rupiah, sedangkan, bandeng kan 1 kg kurang lebih 20 ribuan,” ujar Anas.
Dirinya juga menambahkan, harga ikan kerapu cukup menguntungkan mengingat proses panen pasca penebaran bibit pun hampir sama dengan ikan bandeng yang membutuhkan waktu 6 bulan, dan untuk ikan kerapu kisaran 5-6 bulan.
“Tentunya, yang menjadi kendala saat ini yaitu dana untuk pembelian bibit dikerenakan tidak bisa seluruh kebutuhan bibit disuplay oleh Dinas Perikanan dan Kelautan,” bebernya.
Sebagai dinas dan bagian yang bertanggung jawab perihal tersebut, mereka hanya mampu untuk memberikan pendampingan. Meski begitu, besar harapan Anas dan staf bidang budidaya perikanan dan juga Dinas Perikanan dan Kelautan untuk melihat perkembangan budidaya ikan kerapu di Desa Ambulu ini.
“Kan di Cirebon itu mayoritas ikan gurame dan bandeng. Kalau kita punya Kampung Kerapu itu akan menjadi nilai tambah ekonomi maupun pariwisata,” jelasnya.
Dengan begitu, sambung Anas, akan membuka lapangan kerja baru dengan pembukaan tempat pemancingan, restoran, dan lainnya. Yang tentunya, kebijakan ini akan dikembalikan lagi kepada pihak desa. (Sarrah)